Bocah 7 Tahun di Karawang Idap Obesitas, Bobot Tubuh 97 Kilogram

Senin, 01 Juli 2019 - 21:44 WIB
Bocah 7 Tahun di Karawang Idap Obesitas, Bobot Tubuh 97 Kilogram
Satia Putra (7) pengidap obesitas. Bobot tubuh bocah ini mencapai 97 kilogram. Foto/SINDOnews/Nilakusuma
A A A
KARAWANG - Kasus obesitas atau kegemukan kembali terjadi di Kabupaten Karawang. Setelah sebelumnya obesitas diidap oleh Arya Permana, almarhum Yudi Hermanto, dan almarhumah Sunarti, kali ini diderita oleh Satia Putra berusia 7 tahun.

Bobot tubuh bocah warga Pantai Tanjung Baru, Kampung Cilempung, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Wetan itu saat ini, mencapai 97 kilogram.

Orang tua bocah obesitas, Sarli (50) dan istrinya Komariah (40) tidak punya biaya untuk mengobati anaknya hingga membiarkan berat tubuh Satia terus bertambah.

Upaya untuk mendapatkan bantuan pengobatan dari pemerintah tak kunjung datang hingga saat ini, meski pernah beberapa kali utusan pemrintah melihat kondisi Satia.

"Saya tidak punya biaya untuk mengobati anak saya karena mengandalkan penghasilan dari berdagang di pantai sungguh berat. Buat makan sehari-hari aja sudah repot karena warung hanya ramai kalau hari libur," kata Sarli ditemui di rumahnya, Senin (1/7/2019).

"Harapan saya, pemerintah bisa segera memberikan bantuan secepatnya karena berat badan anak saya terus bertambah. Setiap hari makan bisa enam kali dengan jumlah porsi besar," ujar dia.

Bocah 7 Tahun di Karawang Idap Obesitas, Bobot Tubuh 97 Kilogram


Menurut Sarli, nafsu makan Satia mulai meningkat hingga saat ini sejak berusia 3 tahun. Saat itu Satia sudah disunat dan mulai terlihat mengalami peningkatan nafsu makan.

Semula orang tua Satia menganggap hal tersebut masih normal karena Satia sedang dalam masa pertumbuhan. Namun dua tahun terakhir, nafsu makan Satia semakin besar.

"Satu hari dia minta makan sampai enam kali dan itu belum makan baso dan ngemil. Kami kewalahan menuruti permintaannya. Kalau tidak dikasih dia pasti merengek sebelum dikabulkan," ungkap Sarli.

Sarli menuturkan, karena berat tubuh semakin besar, Satia sulit bergerak dan tidak bisa tidur terlentang. Kalau tidur dia harus duduk dan punggungnya diganjal bantal.

"Setiap hari hanya bisa menonton televisi karena dia tidak bisa bermain seperti anak sebayanya. Saya khawatir, kalau dibiarkan, tubuhnya tambah membesar. Untuk berobat tidak punya uang makanya saya menunggu bantuan dari pemerintah," tutur Sarli.

Petugas kesehatan dari Pemkab Karawang, ungkap dia, pernah datang beberapa kali untuk melihat kondisi Satia. Namun hingga kini bantuan yang diharapkan belum juga datang.

Padahal dia sudah menjelaskan kepada petugas kesehatan tersebut jika dirinya tidak punya biaya untuk membawa Satia ke rumah sakit.

Petugas tersebut berjanji akan memberikan bantuan pengobatan. "Saya bingung harus berbuat apa, uang tidak punya dan anak saya terus membesar," ungkap Sarli.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7003 seconds (0.1#10.140)