Ridwan Kamil Ajak Investor Korsel Kembangkan Segitiga Rebana

Jum'at, 28 Juni 2019 - 19:42 WIB
Ridwan Kamil Ajak Investor Korsel Kembangkan Segitiga Rebana
Gubernur Jabar Ridwan Kamil berbincang dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi, Jumat (28/6/2019). Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menawarkan pengembangan kawasan Segitiga Rebana yang meliputi Cirebon-Majalengka-Subang kepada investor Korea Selatan.

Gubernur yang akrab disapa Emil itu mengatakan, Pemprov Jabar kini tengah mengembangkan Segitiga Rebana sebagai pusat ekonomi baru. Adapun tiga titik pertumbuhan yang akan dikembangkan meliputi kawasan Cirebon, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, dan Pelabuhan Patimban.

Emil menjelaskan, BIJB merupakan batas paling selatan di Segitiga Rebana. Sementara batas utaranya adalah Pelabuhan Patimban dan batas timurnya wilayah Cirebon.

"Kami sedang berupaya menggeser industri ke sebuah zona yang namanya Rebana," kata Emil saat audiensi dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi di Gedung Negara Pakuan, Jalan Otto Iskandardinata, Kota Bandung, Jumat (25/6/2019).

Menurut Emil, ada sejumlah keuntungan dan beragam kemudahan bagi para investor yang berminat menanamkan modalnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) itu. Pertama, upah minimum regional (UMR) yang belum tinggi.

"Isu UMR seringkali jadi buah simalakama. Jadi, konsekuensi-konsekuensi ini bukan hal yang tidak kita antisipasi. Saya secara ekonomi sedang menyeimbangkan industri pariwisata sebagai alternatif industri padat karya yang punya pengaruh langsung pada ekonomi global," ujar dia.

Keunggulan kedua, lanjut Emil, yaitu kawasan yang ideal untuk industri otomotif. Sebab, sepertiga Patimban telah didesain khusus untuk menunjang aktivitas ekspor kendaraan, baik roda dua maupun empat. Keunggulan ketiga adalah harga tanah yang juga relatif masih murah.

"Keempat, status sebagai KEK Zone membuat investor hadir tidak perlu bayar pajak. Kelima, perizinan tidak perlu lagi izin pemerintah, tapi bisa langsung ke pengelola kantor KEK Zone," tutur Emil.

Berbagai keuntungan tersebut, kata Emil, tidak dimiliki daerah lain. Oleh karena itu, Emil mengajak investor Korea untuk mempertimbangkan Segitiga Rebana sebagai lokasi berinvestasi.

Bahkan, tidak hanya investasi untuk perusahaan saja, Emil pun membuka peluang bagi investor yang bersedia menjadi pengembang kawasan atau master developer.

"Segitiga Rebana tidak ada bandara yang begitu dekat dengan pelabuhan, kecuali yang kita bangun. Sehingga, logistik sangat murah, kira-kira begitu masa depannya," ungkap Gubernur.

Sebagai tindak lanjut pertemuan tersebut, Gubernur akan mengirimkan tim delegasi pada pertengahan Juli 2019 dan pada September 2019, Emil berencana terbang ke Korea untuk bertemu langsung dengan para investor Korea.

Lebih jauh Emil mengatakan, kehadiran proyek Kereta cepat Jakarta-Bandung yang melintasi wilayah Walini, Kabupaten Bandung Barat, juga jadi pemicu hadirnya kota-kota baru di Jabar.

"Empat jalur kereta api juga sedang dihidupkan lagi. Kemudian, dua bandara baru dikembangkan di Sukabumi dan Pangandaran. Dalam lima tahun proyek infrastruktur kita maksimalkan, sehingga akses menjadi baik," kata Emil.

Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan Umar Hadi mengatakan, para investor Korea sangat tertarik menjalin kerja sama dengan Indonesia dan Jabar sebagai kawasan potensial. "Kami datang satu tim untuk melihat ke depan apa saja yang jadi prioritas bisa dikerjakan bersama," kata Umar.

Salah satunya, kata Umar Hadi, yakni niatan Hyundai Motor Company (HMC) untuk membangun pabriknya di Indonesia. Saat ini, HMC masih terus melakukan berbagai persiapan untuk memulai pembangunan pabrik, termasuk sekitar 30 perusahan Korea lainnya juga siap berinvestasi di Jabar.

"Hyundai mnargetkan produksi sekitar 300.000 unit kendaraan roda empat per tahun dan membutuhkan ribuan orang pegawai. Mudah-mudahan bisa segera terwujud karena kalau Hyundai masuk, diidentifikasi 30 perusahaan akan ikut," ujar Dubes.

Dalam kesempatan itu, Umar Hadi juga menyinggung soal kebutuhan masyarakat Korea terhadap buah-buahan tropis. Menurutnya Indonesia, khususnya Jabar punya peluang untuk mengekspor buah-buahan ke Korea. Apalagi, Jabar punya buah tropis andalan seperti mangga gedong gincu.

"Sebetulnya Korea pasarnya tidak terlalu besar, tapi daya beli masyarakatnya tinggi dan buah-buahan tropis mereka harus impor," tandas dia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.9278 seconds (0.1#10.140)