PT PLN Optimistis Pembangkit Listrik EBT Capai 23% pada 2025

Selasa, 25 Juni 2019 - 21:29 WIB
PT PLN Optimistis Pembangkit Listrik EBT Capai 23% pada 2025
Komisaris Utama PT PLN Ilya Avianti di sela-sela kunjungan kerja bersama Dewan Komisaris PLN ke PLTA Saguling di KBB dan PLTA Rajamandala di Cianjur. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Pengembangan pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT) atau new and renewable energy menjadi komitmen yang akan diwujudkan oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Hal itu disampaikan oleh Komisaris Utama PT PLN, Ilya Avianti di sela-sela kunjungan kerja beserta Dewan Komisaris PLN ke Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan PLTA Rajamandala di Cianjur.

"Kami terus berupaya untuk mengembangkan pembangkit listrik new and renewable energy. Target bauran EBT adalah 23% di tahun 2025. Kami optimistis target itu bisa tercapai," ucapnya kepada wartawan, Selasa (25/6/2019).

Ilya mengatakan, PT Indonesia Power (IP) selaku anak perusahaan PLN yang mengelola PLTA Saguling salah satu yang berkomitmen kuat dalam mencari renewable energy.

Bahkan melihat perkembangan dan keberhasilan dalam pengelolaan unit PLTA Saguling, bukan tidak mungkin IP bisa leading dalam program ini. Terlihat bagaimana air Waduk Saguling yang asalnya kotor bisa dimanfaatkan jadi sumber listrik ramah lingkungan.

"Listrik dari PLTA per KWH-nya kan lebih murah. Selain itu bisa jadi objek wisata sehingga mampu meningkatkan perekonomian. Ini menjadi percontohan bagi tempat lain sebagai PLTA yang ramah lingkungan," sebutnya.

Begitupun dengan PLTA Rajamandala, Cianjur yang commercial operation date (COD) sejak 12 Mei 2019, kata Ilya, menjadi contoh terobosan dalam model pembangunan pembangkit listrik di Indonesia.

PT IP bekerja sama dengan The Kansai Electric Power Co. Inc, melakukan kontrak jual beli listrik PLN dengan skema Built, Own, Operate, and Transfer (BOOT). Sehingga pengembang akan menyerahkan PLTA ke PLN setelah masa kontrak selesai dalam keadaan baik.

"Skema itu (International Project Finanching) menjadi terobosan yang dapat dicontoh oleh PLTA lain. Selain mencapai target Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pola pinjaman pembiayaannya juga panjang yakni 18 tahun dan tanpa menggunakan jaminan dari PLN," terangnya.

Direktur Utama Indonesia Power Ahsin Sidqi menambahkan, dibangunnya PLTA Rajamandala yang menghasilkan energi listrik hingga 47 MW menjadi bukti karya anak bangsa meskipun bekerja sama dengan The Kansai Electric Power Co. Inc.

PLTA ini bisa mensuplai listrik untuk masyarakat Cianjur serta Jawa dan Bali, sehingga diharapkan masyarakat bisa menjaga agar pasokan air tetap terjamin dan bersih.

"Semoga ini terus memotivasi kami agar dapat memproduksi energi listrik dan tetap menjaga kelestarian lingkungan," pungkasnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4308 seconds (0.1#10.140)