Polri Waspadai Potensi Konflik Sosial Seusai Pemilu Serentak 2019

Senin, 24 Juni 2019 - 21:44 WIB
Polri Waspadai Potensi Konflik Sosial Seusai Pemilu Serentak 2019
Kepala Sespimma Sespim Polri Brigjenpol Syafril Nursal. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Potensi konflik sosial masih berpotensi terjadi setelah kerusuhan yang terjadi pada 21-22 Mei 2019 lalu terkait hasil pemilu.

Aparat kepolisian pun dituntut untuk mampu meredam segala perbedaan sehingga tidak tumbuh menjadi sumber konflik di masyarakat.

"Kami melihat setelah pileg dan pilpres kemarin, masih ada masalah-masalah yang muncul dan berpotensi jadi konflik. Karenanya melalui seminar bertema Democratic Policing dan Konflik Sosial ini, diharapkan mampu meredam hal tersebut," kata Kepala Sespimma Sespim Polri, Brigjenpol Syafril Nursal dalam Seminar Sekolah Sespimma Polri Angkatan ke-61 di Sespim Polri, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Senin (24/6/2019).

Seminar sekolah tersebut dilaksanakan sesuai dengan program pendidikan yang telah dirancang. Para perwira pertama Polri yang berjumlah 100 orang menjalani pendidikan sespimma selama sekitar empat bulan.

Yakni sejak dibuka pada 6 Maret 2019 dan berakhir pada 3 Juli 2019. Setelah itu mereka akan kembali bertugas ke wilayahnya masing-masing.

Disitulah tantangan yang bakal dihadapi karena mereka akan menghadapi berbagai perbedaan-perbedaan di masyarakat. Segala pengetahuan, pengalaman, dan penjelasan dari para narasumber di seminar ini harus mampu membantu para perwira polisi dalam melakukan penanganan masalah di lapangan.

Masyarakat Indonesia yang heterogen harus membuat polisi dapat membangun sinergitas dengan pihak-pihak terkait. "Peserta didik sespimma disiapkan untuk menjadi pemimpin di wilayah. Sehingga harus dapat mengelola perbedaan di masyarakat yang sangat plural melalui pendekatan democratic polising," ujar dia.

Ketua Senat Sespimma Angkatan ke-61, AKP Rustiono didampingi ketua panitia seminar AKP Faisal Amri Nasution menambahkan, kehadiran narasumber yang berkompeten berguna dalam meningkatkan pengetahuan para peserta didik. Pada seminar tersebut, hadir sebagai pembicara di antaranya ialah Hermawan Sulistyo dan Thamrin Amal Tomagola.

"Melalui materi yang disampaikan muncul ide atau pengetahuan baru. Itu jadi modal dalam menyikapi potensi konflik di tengah masyarakat pascapemilu 2019," ujarnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.9544 seconds (0.1#10.140)