Lingga Yoni, Situs Era Hindu di Kota Tasikmalaya

Senin, 24 Juni 2019 - 11:38 WIB
Lingga Yoni, Situs Era Hindu di Kota Tasikmalaya
Tim Balai Arkeologi Bandung meneliti keberadaan Situs Lingga Yoni yang dipastikan berbentuk candi punden berundak, pada tahun 2012. Foto/SINDOnews/Jani Noor
A A A
TASIKMALAYA - Di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat terdapat sebuah candi yang kalau dipugar akan menjadi ikon baru peradaban di Kota Tasikmalaya. Candi yang dimaksud adalah Lingga Yoni.

Menurut penelitian Balai Arkeologi Bandung (BAB), situs purbakala ini sudah ada sejak 2.500 tahun sebelum Masehi. Balai Arkeologi pun melakukan ekskavasi tahun 2012 untuk memastikan kapan tahun pembuatan dengan mengumpulkan puing bebatuan serta bekas abu pembakaran yang tertimbun pasir pegunungan.

Diambil kesimpulan bahwa situs Lingga Yoni berupa tempat penyucian diri dalam mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa. Bukit setinggi 20 meteran merupakan bebatuan berbentuk candi punden berundak yang sekarang menjadi bukit karena tertutup letusan Gunung Galunggung.

Situs Lingga Yoni ini terletak di atas bukit yang disebut 'Bukit Kabuyutan'. Untuk sampai ke sana tidaklah sulit karena berada di pinggir perkotaan daerah Indihiang atau dekat Terminal Bus Kota Tasikmalaya.

Penulis yang ikut serta dalam penelitian Balai Arkeologi Bandung itu menyaksikan penggalian sedalam satu meteran. Ditemukan berbagai benda peninggalan seperti lempengan candi dan gerabah bekas peribadatan.

Di setiap sudut terdapat batu bersusun yang diduga ujung bangunan teratas dengan di bawah perbukitan terdapat bekas pemandian yang kini telah tertutup tanah dan sebagian tanah menjadi persawahan.

Ketua Tim Peneliti Endang Widyastuti mengatakan bahwa situs Lingga Yoni sangat berharga bagi warga Kota Tasikmalaya. Sebab, hanya terdata di Tasikmalaya yang berguna bagi peradaban sejarah Tasikmalaya. Lingga Yoni, kata Endang, dipastikan adalah situs peribadatan di era Hindu, bahkan sebelum Hindu masuk ke Nusantara.

Tahun 2016, penulis menemani Tim Ekspedisi Islam Nusantara dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Dipastikan situs itu tempat beribadat masa klasik Hindu-Buddha yang merupakan perpaduan dari zaman megalitikum (batu) sampai Islam.

"Ada makna toleransi di sini. Situs ini tidak dihancurkan, tapi dimanfaatkan sebagai tempat ritual keagamaan secara turun-temurun. Biasanya suka ada makam penyebar Islam juga kalau yang saya temukan di daerah lain karena semua berdampingan," kata tim dari PBNU Imam Pituduh.

Menurut Imam, Lingga Yoni tak sebatas sebuah simbolisasi, namun mengandung pesan kehidupan yang sangat luas. Lingga identik dengan simbol dari energi maskulin, 'yang', pria. Sementara, Yoni sebagai simbol dari energi feminin, 'Yin', wanita. Jadi, Lingga dan Yoni merupakan simbol penciptaan.

Namun sayangnya hingga 2019 ini belum ada keinginan Pemerintah Kota Tasikmalaya untuk memugar situs tersebut. Malah, kawasan di sekitar bukit sudah tergerus penambangan batu dan pasir yang kian hari bisa menggerus perbukitan Lingga Yoni.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2098 seconds (0.1#10.140)