Kurangi Angka Pengangguran, SMK Mesti Buat Lompatan Kurikulum

Rabu, 19 Juni 2019 - 16:10 WIB
Kurangi Angka Pengangguran, SMK Mesti Buat Lompatan Kurikulum
ekolah Menengah Kejuruan (SMK) mesti membuat lompatan pembelajaran agar kesenjangan antara lulusan dengan kebutuhan industri tidak terlalu jauh. Foto Ist
A A A
BANDUNG - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mesti membuat lompatan pembelajaran agar kesenjangan antara lulusan dengan kebutuhan industri tidak terlalu jauh. Upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterserapan lulusan SMK di dunia kerja. Kepala SMK Nasional Bandung Dedy Hermadi mengakui, saat ini industri bergerak begitu cepat, mengikuti kelemahan zaman dan teknologi. Akibatnya tidak sedikit dari kurikulum pendidikan yang tertinggal. Kondisi itu menyebabkan terjadinya kesenjangan antara kebutuhan industri dan lulusan SMK.

Tak heran, kendati SMK hadir untuk mencetak lulusan siap kerja, pada kenyataannya, angka pengangguran tertinggi dari tingkat SMK. "Dunia usaha larinya lebih cepat. Misalnya kita masih berkutat di perkabelan, mereka sudah menggunakan wireless. Oleh karenanya, perlu terobosan agar lulusan kita bisa terserap," jelas Dedy pada acara pelepasan siswa SMK Nasional angkatan 9 di Hotel Jayakarta, Jalan Ir H Juanda, Kota Bandung, Rabu (19/6/2019).

Menurut dia, salah satu unsur krusial yang mesti dibenahi adalah konsep pembelajaran siswa SMK yang masih tradisional, lebih banyak tatap muka di kelas. Semestinya, konsepnya dibuat layaknya suasana kerja atau mirip bangku perkuliahan.

"Mereka disiapkan untuk bekerja, tapi konsep belajar masih seperti sekolah pada umumnya (tatap muka di kelas). Sebenarnya konsep bekerja bisa dimulai dari disiplin belajar. Mereka nantinya terbiasa saat bekerja," beber dia.

SMK Nasional, kata dia, tak hanya melakukan penyesuaian pada beberapa metode pembelajaran, tetapi juga melakukan penguatan pada tenaga pengajar. Misalnya melakukan upgrading guru agar menguasai ilmu kekinian. Termasuk merekrut guru dari praktisi.

Sementara untuk siswa, pihaknya menggandeng industri dalam melakukan uji kompetensi. Melakukan PKL, serta mempererat sinergi dengan industri. Dengan begitu, diharapkan membuka peluang dan mengetahui kebutuhan dunia usaha. "PKL siswa rencananya akan kami perpanjang menjadi 6 bulan," imbuh dia.

Sementara itu, Perwakilan Yayasan Pendidikan Nasional Sri Wulandari Retno mengatakan, pihaknya mendukung penuh agar lulusan SMK Nasional terserap pasar. Bagaimana sekolah membuat inovasi dan terobosan agar lulusan SMK sesuai perkembangan zaman.

"Walaupun untuk SMK kami baru meluluskan sembilan angkatan, tapi hampir 90% alumni kami bekerja. Untuk yang lulusan tahun ini saja, hampir 50% sudah bekerja. Padahal mereka baru saja mau lulus," jelas Sri.

Kedepan, pihaknya berencana membuka jurusan baru seperti pariwisata dan perhotelan. Jurusan tersebut dinilai memiliki prospek menyerap tenaga kerja cukup besar.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.6399 seconds (0.1#10.140)