Yayasan Lotus Kita Desak Pemerintah Tetapkan Gempa Lombok Bencana Nasional

Senin, 20 Agustus 2018 - 18:24 WIB
Yayasan Lotus Kita Desak Pemerintah Tetapkan Gempa Lombok Bencana Nasional
Warga melintas di depan rumah-rumah yang luluh lantak akibat gempa dahsyat mengguncang Pulau Lombok. Foto/SINDONews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Salah satu komponen bangsa peduli ibu dan anak, Yayasan Lotus Kita mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera menetapkan gempa Lombok sebagai bencana nasional.

Jumlah pengungsi yang terus bertambah karena kekhawatiran terhadap gempa susulan, korban meninggal bertambah, bangunan runtuh semakin banyak, termasuk ancaman longsor, fasilitas kesehatan dan sarana pemerintahan yang tak berfungsi optimal, menjadi alasan desakan tersebut.

Ketua Yayasan Lotus Kita Ilah Holilah mengungkapkan, sejak gempa berkekuatan 6,4 skala richter (SR) terjadi pada 29 Juli 2018 lalu yang disusul gempa-gempa susulan dengan kekuatan hingga 7 SR, tim kemanusiaan Yayasan Lotus Kita yang berada di Lombok menilai, penyaluran bantuan logistik dan layanan kesehatan oleh pemerintah daerah setempat sudah tidak berfungsi dengan baik, mengingat mereka dan keluarganya juga menjadi korban.

"Kita butuh keputusan Presiden menyatakan bencana nasional agar dapat menggerakkan seluruh sektor pemerintahan. Kita harus bertindak cepat menyelamatkan anak-anak, ibu-ibu, dan lansia (lanjut usia) di Lombok yang paling banyak menjadi korban," kata Ilah Holilah dalam keterangan tertulisnya kepada SINDONews, Senin (20/8/2018).

Menurut Ilah, Badan Nasional Penanggulangan Bencaba (BNPB) sebagai perwakilan pemerintah pusat sudah berupaya maksimal menjalankan tugasnya dan jumlah bantuan dari seluruh Indonesia pun terus mengalir. Namun, pemerintah daerah tidak mampu menyalurkan bantuan secara merata bagi para korban di pengungsian.

"Informasi lapangan menyebutkan, jika mengandalkan pemerintah daerah, maka distribusi bantuan akan tersendat dan hanya sampai di kecamatan," ungkap dia.

Selain itu, lanjut Ilah, laporan langsung dari lapangan menunjukkan bahwa kualitas dan intensitas gempa yang sudah lebih dari 800 kali telah memberi efek non-teknis yang mungkin selama ini tidak masuk dalam kategori bencana nasional.

Trauma, rasa takut, dan tak aman yang luar biasa, kata Ilah, tentu lebih dahsyat dampaknya daripada tidak berfungsinya pemerintahan sebagai salah satu syarat penetapan status bencana nasional.

"Penetapan bencana nasional atas gempa Lombok sangat penting karena perbedaan status bencana dan komando tentu akan berpengaruh pada kecepatan penanggulangan dampak. Dengan komando dari Presiden, kami yakin bisa memaksimalkan keselamatan saudara kita, khususnya generasi muda di Lombok," jelasnya.

Sebagai komponen masyarakat yang turut peduli, lanjut Ilah, Yayasan Lotus Kita juga mengajak seluruh organisasi masyarakat (ormas) untuk bersama-sama menggelar istighosah nasional, untuk menengadahkan tangan memohon ampunan pada Tuhan Yang Kuasa dan mendoakan agar warga Lombok dilindungi dan tetap kuat menghadapi musibah ini.

"Dalam momentum Idul Qurban ini, kita minta seluruh masjid dan penyelenggara salat Idul Adha untuk berdoa bersama demi keselamatan saudara kita di Lombok," pungkasnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4572 seconds (0.1#10.140)