Mendag Enggartiasto Dorong Brand Lokal Saingi Asing

Jum'at, 31 Mei 2019 - 00:13 WIB
Mendag Enggartiasto Dorong Brand Lokal Saingi Asing
Mendag Enggartiasto Lukita saat memberikan keterangan terkait penguatan brand lokal agar bisa bersaing dengan produk asing. Foto/SINDOnews/Agus Warsudi
A A A
BANDUNG - Indonesia tak dapat menahan masuknya produk atau brand dari luar negeri. Itu terjadi karena Indonesia termasuk dalam perjanjian perdagangan bebas ASEAN dan Asia.

Meski begitu, bukan berarti pemerintah tak melakukan sesuatu agar produk dan brand dalam negeri tak tergilas oleh asing.

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, agar dapat bersaing dengan produk dan brand luar, maka perlu penguatan brand-brand lokal.

"Kita tidak mungkin menghentikan arus barang masuk dari luar. Dalam trade war yang terjadi saat ini, ada dua yakni pelemahan ekonomi dunia, daya beli dunia, lalu kedua arus barang masuk," kata Enggartiasto saat memantau Upnormal, kafe brand lokal di Jalan Riau, Kota Bandung, Kamis (30/5/2019) malam.

Enggar mencontohkan produk dari China memiliki kualitas baik dengan harga relatif murah. "Bisakah menghentikan masuk? Tidak bisa. Kemudian, bisakah kita menghentikan brand asing masuk? Tidak bisa. Karena kita sudah menjadi bagian perdagangan bebas dunia," ujar Enggartiaso.

Jurus yang bisa dilakukan untuk menahan kencangnya arus produk dan brand luar ini, tutur Mendag, salah satunya adalah penguatan produk brand lokal.

Mendag menuturkan, saat ini bermunculan brand-brand lokal dengan kualitas produk yang baik. Seperti kafe khas dalam negeri, contohnya Upnormal dan Bakso Boedjangan.

"Isilah market dalam negeri dengan produk lokal terbaik. Upnormal melesat. Ada apa ini? Menarik ini. Saya mencoba Bakso Boedjangan. Orang ngantri. Ini menarik, inovatif. Konsumsi domestik harus didorong, tapi harus diisi produk lokal, brand lokal. Saya tidak antiasing, tetapi alangkah baiknya yang lokal berkembang," tutur Mendag.

Enggar mengungkapkan, pemerintah siap mendukung perkembangan produk dan brand lokal. Terlebih jika produk-produk yang dihasilkan bisa diekspor ke luar negeri.

"Saya pernah bicara dengan mereka (pengelola kafe Upnormal). Saya bilang sudah ekspor belum. Kalau belum, silakan ekspor. Kesulitannya apa, nanti saya bantu. Karena saya berkepentingan setiap dollar masuk, menambah devisa," ungkap dia.

Indonesia, kata Enggar, miliki banyak keragaman di bidang kuliner. Dia pernah membuat survei terhadap produk kopi asal luar negeri yang banyak memiliki retail di Indonesia.

"Namun saat disandingkan dengan produk kita, rasanya itu jauh lebih nikmat kopi lokal. Bahkan CEO dari brand luar negeri tersebut mengakui, jika kopinya tidak enak. Dia hanya menjual brand," tandas Enggar.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.6190 seconds (0.1#10.140)