Pemilu 2019 Usai, Astindo Optimistis Wisata Menggeliat

BANDUNG - Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) optimistis pariwisata Indonesia akan kembali mengeliat setelah Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 usai.

Masyarakat diperkirakan bakal melakukan perjalanan wisata baik domestik, nasional, maupun internasional.

Ketua DPD Astindo Jabar Joseph Sugeng Irianto mengatakan, pihaknya optimistis geliat pariwisata pascapemilu akan semakin menggeliat. Walaupun, pada pemilu kemarin tidak tampak ada penurunan signifikan pada bisnis ini.

“Sebenarnya pemilu tidak terlalu berpengaruh, karena kami membuat berbagai program untuk menarik minat masyarakat berwisata. Misalnya negara yang sedang berkonflik pun, bisa dibuat paket wisatanya,” kata dia pada Rakerda Astindo di Hotel Courtyard by Marriott, Jalan Ir Juanda, Kota Bandung.

Tak hanya itu, perusahaan travel agent juga bakal menggelar acara pameran untuk menarik minat buyer berwisata ke Indonesia. Setidaknya ada 50 travel agent yang bakal diundang ke Indonesia untuk melihat lebih dekat paket wisata yang ditawarkan.

Acara travel fair, kata dia, cukup signifikan mendongkrak penjualan. Tahun lalu misalnya, pihaknya mencatat transaksi hingga Rp160 miliar. Tahun ini pihaknya berharap naik dua kali lipat. Travel fair juga rencananya bakal digelar di Bandung.

“Kita akan bersatu padu, menjual (promosikan) Indonesia dan Jabar ke luar negeri dan daerah. Nanti ada fame trip, roadshow ke beberapa negara untuk menarik minat mereka datang ke Jabar,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Pelaksana Rakerda Astindo Novi Khotimah berharap, bisnis travel agen bakal lebih baik dari tahun sebelumnya. Walaupun, tahun ini Indonesia dihadapkan pada tahun politik. Sehingga sedikit banyak cukup berdampak.

“Kami berharap tahun ini tetap bagus. Mungkin yang menghambat karena ada tahun politik. Pengalaman sebelumnya, selalu turun sekitar 10 persen. Walaupun mungkin pasca pilkada orang ingin jalan-jalan lagi, menghilangkan stress,” beber Novi.

Sementara untuk mendorong kunjungan ke luar atau dalam negeri, adalah penawaran berbagai kemudahan. Misalnya mendorong negara tujuan wisata bebas visa, seperti Jepang.

Kemudian mendorong pemerintah terus melakukan optimalisasi akses melalui pesawat terbang. Misalnya melalui pembukaan rute baru.