10.000 Pelari Berlomba di Run Bandung Westa Java Marathon 2019

Kamis, 23 Mei 2019 - 19:31 WIB
10.000 Pelari Berlomba di Run Bandung Westa Java Marathon 2019
Tahun lalu, Pocari Sweat Run Bandung West Java Marathon 2018 diikuti oleh 8.000 pelari. Tahun ini, akan hadir 10.000 pelari di Kota Bandung
A A A
BANDUNG - Sebanyak 10.000 pelari dipastikan mengikuti ajang lari marathon di Bandung, 28 Juli 2019 mendatang. Event olahraga tersebut diklaim menjadi ajang marathon terbesar di Provinsi Jabar.

Marketing Director PT Amerta Indah Otsuka Ricky Suhendar mengatakan, sebagai penyelenggara, pihaknya mengusung tema "The Pride of West Java Sport Tourism" dalam ajang marathon yang dipusatkan di kawasan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung itu.

"Tahun lalu, Pocari Sweat Run Bandung West Java Marathon 2018 diikuti oleh 8.000 pelari. Tahun ini, akan hadir 10.000 pelari di Kota Bandung," kata Ricky dalam konferensi pers di Gedung Sate, Kamis (23/5/2019).

Menurut dia, ada empat kategori yang dilombakan, yakni full marathon (FM) dengan peserta minimal 21 tahun, half marathon (HM) minimal usia 17 tahun, 10 kilometer (10K) minimal usia 15 tahun, dan 5 kilometer (5K) minimal usia 12 tahun.

Dia melanjutkan, sebanyak 10.000 tiket peserta yang tersedia habis hanya dalam waktu 45 menit. Menurutnya, Kota Bandung memang menjadi favorit para pelari karena dinilai ikonik dengan gedung-gedung heritage-nya.

Pihaknya juga menyediakan tawaran menarik untuk peserta virtual runer (peserta yang tidak bisa datang ke Kota Bandung atau kehabisan tiket), yakni jaminan bisa mengikuti ajang serupa pada 2020 mendatang tanpa harus antre dan tanpa tiket.

Terkait rute, lanjut Ricky, ada perbedaan dengan tahun sebelumnya, terutama dalam kategori half marathon dimana tahun ini peserta tidak lagi harus melewati jembatan layang Pasupati.

Untuk kategori 10K, rute yang dilalui, yakni jembatan layang Pasupati–Jalan Asia Afrika-Jalan Wastukencana-Jalan LLRE Martadinata dan finish di depan Gedung Sate yang juga menjadi titik start.

Dengan tetap mengedepankan saferunning dan hydration point, pihaknya menginginkan semua pelari terhindar dari cedera. Karenanya, pihaknya menyediakan hydration point yang tersebar di beberapa titik setiap 1,5 sampai 2,5 kilometer untuk memastikan pelari ter-hidrasi dengan baik.

"Kami sangat optimistis, dengan bertambahnya jumlah, akan tetap mengedepankan keamanan dan kenyamanan bagi para pelari," katanya.

Lebih jauh dia memastikan, seluruh kesiapan ajang tersebut tak lepas dari dukungan Pemprov Jabar dan pihak-pihak yang turut terlibat dalam masa persiapan hingga ajang tersebut bisa terselenggara.

Di tempat yang sama, Gubernur Jabar Ridwan Kamil berharap, penyelenggara menggelar ajang serupa di wilayah lain di Jabar. Terlebih, akhir tahun ini, Pemprov Jabar berencana menggelar ajang lari jauh di wilayah Pantai Pangandaran.

"Intinya kita apresiasi, kita minta juga penyelenggaraan di Pangandaran dapat bimbingan dari penyelenggara ini. Kalau ini kan temanya kota, kalau Pangandaran temanya alam," katanya.

"Apapun kegiatan yang bisa menaikan value atau citra Jawa Barat saya dukung. Brand value bisa datang dari event, promosi, salah satunya event semacam ini," sambungnya.

Gubernur yang akrab disapa Emil itu bercerita, di ajang yang sama pada 2018 lalu, dirinya turut berpartisipasi pada kategori 5K. Menjadi peserta di event sebesar itu, kata Emil, sangat menyenangkan.

Emil pun mendorong agar unsur-unsur kebudayaan lebih ditekankan pada penyelenggaraan tahun ini. Hal itu dinilainya penting sebagai bentuk diferensiasi dengan ajang marathon lain di seluruh dunia.

"Sehingga nantinya orang akan rindu dengan keunikan penyelenggaraan," katanya.

Emil menambahkan, Kota Bandung memang sangat cocok sebagai lokasi digelarnya event city run. Bangunan kolonial yang unik menghadirkan atmosfer tersendiri bagi para pelari. Selain itu, Emil meminta penyelenggara mendesain medali dengan tema khas budaya Sunda.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7105 seconds (0.1#10.140)