Waspadai Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Akibat Gejolak Politik

Rabu, 22 Mei 2019 - 20:31 WIB
Waspadai Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Akibat Gejolak Politik
CIMB Niaga menggelar diskusi media di Hotel Papandayan, Kota Bandung, Selasa (21/5/2019). Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika (USD) diprediksi bakal semakin melemah akibat gejolak politik dan pengaruh eksternal. Rupiah diprediksi bakal sulit menjaga equilibriumnya saat ini.

Chief Economist CIMB Niaga Adrian Panggabean mengatakan, rupiah dipekerjakan bakal melemah bila terjadi gejolak politik di dalam negeri. Tanpa gejolak politik pun, kata dia, rupiah bakal tertekan pada semester 2/2019 ini.

“Rate nilai tukar rupiah terhadap dolar saya prediksi sekitar 13.900 sampai 14.700. Itupun kalau tidak ada gejolak politik,” kata Adrian di Bandung, saat diskusi media di Hotel Papandayan, Kota Bandung, Selasa (21/5/2019).

Dia menyebut, tekanan terhadap rupiah juga dipengaruhi kondisi current defisit di semester 2. Hal itu disebabkan banyaknya perusahaan multi internasional yang berkedudukan di Indonesia membagikan dividen. Imbasnya, kebutuhan dolar diprediksi bakal naik.

Namun demikian, kata Adrian, pelemahan nilai tukar rupiah bakal membaik di akhir triwulan III 2019. Pemerintah diperkirakan bakal mengambil kebijakan penting untuk menekan dolar.

Lebih lanjut dia menjelaskan, kondisi perekonomian nasional dalam enam bulan kedepan masih akan terus diwarnai volatilitas di pasar finansial. Volatilitas terjadi karena cenderung Iiar-nya pergerakan pasar global di tengah masih rentannya struktur pembiayaan pembangunan di dalam negeri.

Pada saat yang sama, investasi juga diprediksi akan menurun, sehingga pertumbuhan ekonomi akan lebih rendah dari kuartal 1/2019 menjadi 5%.

“Kami memprediksi pertumbuhan ekonomi di tahun ini, secara keseluruhan hanya akan berada di kisaran 5%. Belanja konsumsi rumah tangga yang cenderung stabil dan belanja rutin pemerintah yang naik cukup besar kami perkirakan sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Tapi faktor eksternal akan menekan pertumbuhan,” katanya.

Dengan kondisi perekonomian yang masih cukup menantang tersebut, lanjut Adrian, pemerintah perlu mengambil kebijakan-kebijakan ekonomi yang agresif dan struktural agar pertumbuhan ekonomi terus meningkat. Dia mengapresiasi langkah pemerintah dalam lima tahun terakhir yang telah melakukan upgrade dalam aspek hardware dari infrastruktur.

"Setelah lima tahun terakhir pemerintah berfokus pada upaya penyediaan infrastruktur hardware, maka saat ini pasar dan pelaku bisnis berharap akan diluncurkannya upgrade dalam infrastructure software dari lima tahun berikutnya. Khususnya pada tiga sasaran yang memadi katalis terpenting dalam proses pembangunan, yaitu perbankan iklim usaha, mobilisasi tabungan dalam negeri, dan re-industrialisasi sektor manufaktur Indonesia,” ujar Adrian.

Sementara itu, Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P Djajanegara mengatakan, unit usaha syariah CIMB Niaga ke depan akan terus melakukan inovasi baik pada produk maupun layanan agar dapat menjadi bank Syariah pilihan masyarakat dari berbagai segmen.

Dari sisi produk misalnya, unit usaha syariah Bank BUKU IV ini memiliki produk yang lengkap baik pada segmen konsumer maupun korporasi. Pada segmen konsumer, CIMB Niaga Syariah menawarkan produk unggulan seperti Tabungan iB Pahala, Syariah Card (Gold dan Platinum), dan KPR iB.

Adapun untuk segmen korporasi, nasabah dapat memanfaatkan produk Mudharabah Muqayyadah, iB Modal Kerja, dan Investasi, serta produk pendukung usaha lainnya.

"Kami optimistis mampu memanfaatkan berbagai peluang untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis. Kami juga terus berupaya untuk meningkatkan pengalaman nasabah dengan menawarkan berbagai produk dan layanan yang komprehensif termasuk terus mengembangkan produk-produk berbasis digital,” kata Pandji.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2304 seconds (0.1#10.140)