Hadiri Pesta Rakyat Lomba Nasi Tumpeng, Dede Yusuf Gandeng BBPOM

Sabtu, 18 Agustus 2018 - 16:04 WIB
Hadiri Pesta Rakyat Lomba Nasi Tumpeng, Dede Yusuf Gandeng BBPOM
Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf bersama petugas BBPOM Jabar di Bandung saat menghadiri pesta rakyat dalam rangka Peringatan HUT ke-73 RI di Desa Sadang Mekar, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf menghadiri pesta rakyat Peringatan HUT ke-73 RI di Desa Sadang Mekar, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Pada kesempatan ini, turut dihadirkan petugas dari Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Jabar di Bandung yang langsung dipimpin oleh Kepala BBPOM I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa.

"Saya sengaja menggandeng dan membawa Kepala BBPOM ke sini untuk memantau langsung pelaksanaan pesta rakyat perlombaan nasi tumpeng dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan," ucapnya yang didampingi anggota DPRD KBB dari Partai Demokrat Pither Tjuandys, Sabtu (18/8/2018).

Tujuan kehadiran petugas dari BBPOM, kata Dede, untuk menyosialisasikan terkait dengan bahan-bahan berbahaya yang kerap dipakai untuk memasak. Termasuk juga memeriksa apakah nasi tumpeng yang dibuat dan ditampilkan dalam perlombaan pesta rakyat ini mengandung obat atau bahan berbahaya yang dikhawatirkan dikonsumsi oleh masyarakat.

Pemahaman itu yang harus diketahui masyarakat agar jangan sampai ada kejadian keracunan atau efek samping lainnya dari makanan yang dikonsumsi. Pihaknya juga berkepentingan dalam hal ini, mengingat salah satu tugas dari Komisi IX adalah pengawasan makanan dan produk-produk berbahaya lainnya seperti obat-obatan serta kosmetik.

"Saya pikir ini adalah lomba dan kreasi yang unik, karena biasanya 17 Agustus diisi dengan tarik tambang, panjat pinang, dan lain-lain. Makanya saya hadir ke sini, apalagi tempatnya juga berada di balik gunung sehingga memberikan nuansa peringatan Agustusan yang berbeda dari biasanya," kata dia.

Mengenai makna kemerdekaan, politisi Partai Demokrat ini menilai, hakikat terbebas dari penjajahan memang sudah. Namun, bangsa ini masih terpenjarakan dengan kondisi infrastruktur pedesaan yang masih rusak, kurs rupiah yang terus melorot. Artinya, perang saat ini adalah perang perdagangan, narkoba, dan lain-lain, sehingga negara harus hadir guna menyiapkan generasi berkualitas, lapangan kerja, agar target Indonesia Emas 2045 bisa terwujud.

Kepala BBPOM di Bandung I Gusti Ngurah Bagus Kusuma Dewa menyebutkan, dari hasil pemeriksaan, nasi tumpeng yang dilombakan tidak ada kandungan bahan pangan berbahaya. Biasanya, bahan berbahaya dalam pangan yang kerap ditemukan di masyarakat adalah formalin untuk pengawet, boraks untuk pengenyal, zat pewarna rhodamin B warna merah dan metanil yellow.

"Setelah diperiksa di mobil lab keliling yang kami bawa, nasi tumpeng itu semuanya aman sehingga layak dan aman dikonsumsi," tandasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 0.7552 seconds (0.1#10.140)