KBB Hanya Jadi Tempat Transit Gepeng Menuju Bandung

Senin, 20 Mei 2019 - 17:39 WIB
KBB Hanya Jadi Tempat Transit Gepeng Menuju Bandung
Kepala Dinas Sosial KBB Heri Partomo. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG - Selama Ramadhan ini Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bandung Barat (KBB) masih belum menerima laporan adanya gelandangan atau anak telantar yang berkeliaran. Padahal, biasanya di bulan ini banyak ditemukan gelandangan, pengemis, hingga pengamen musiman dari berbagai daerah di Jawa Barat masuk KBB.

"Biasanya setiap bulan puasa dan mendekati Lebaran, gepeng (gelandangan-pengemis) dari luar banyak masuk ke KBB. Tapi tidak banyak karena sebagian hanya transit untuk ke Kota Bandung," kata Kepala Dinsos KBB Heri Partomo di Ngamprah, Senin (20/5/2019).

Dia mengatakan, di KBB ada beberapa lokasi transit para gepeng tersebut, seperti di kawasan Tagog Padalarang, Simpang Tol Panaris, dan pasar dekat Stasiun Padalarang. Mereka hanya sekadar singgah karena kehabisan uang jajan dan ongkos untuk melanjutkan perjalanan.

Menurut dia, alasan mereka menuju Bandung karena pendapatannya lebih menjanjikan dan banyak spot-spot keramaian. Sementara, di KBB ruang publik yang ramai terbatas sehingga dinilai tidak akan mendapatkan penghasilan yang besar.

Selama para pengamen atau anak jalanan tersebut tidak meresahkan atau mengganggu, pihaknya masih memakluminya. Kendati begitu, pihaknya tetap akan melakukan pantauan secara intensif untuk mengetahui kondisi di lapangan. Misalnya, ketika ada laporan pengaduan dari masyarakat atau adanya kasus-kasus yang terjadi secara situasional. Soal tindak lanjut penanganan, pihaknya senantiasa bekerja sama dengan petugas Satpol PP dan Dinas Kesehatan.

Disinggung apakah akan dilakukan razia terhadap gepeng, anak jalanan, serta pengemis, pihaknya sedang menunggu konfirmasi dari Satpol PP. Setiap tahun khususnya di bulan Ramadhan selalu dilakukan razia, biasanya menjelang Idul Fitri. Mereka yang terjaring razia lalu didata dan sebagian besar dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing. Sementara, bagi yang sudah tidak punya keluarga umumnya dititipkan ke panti sosial.

"Makanya dalam penanganan kami tidak sendiri, selalu berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya, termasuk panti sosial," pungkas Heri.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.7675 seconds (0.1#10.140)