The Lodge Foundation, Australia, dan Unpar Bangun Biodigester di Cibodas

Minggu, 19 Mei 2019 - 07:30 WIB
The Lodge Foundation, Australia, dan Unpar Bangun Biodigester di Cibodas
Biodigester di Kampung Sukamulya, Desa Cibodas, Lembang, KBB, merupakan pilot project Australian Alumni Grant Scheme, The Lodge Foundation, Hima dan Prodi Teknik Kimia, Unpar. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Pemerintah Australia melalui Australian Alumni Grant Scheme, The Lodge Foundation, Hima dan Prodi Teknik Kimia Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), bekerja sama mengembangkan biodigester.

Pilot project program ini diterapkan di salah satu rumah peternak sapi di Kampung Sukamulya, RT 03/02, Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Teknologi biodigister bisa menghasilkan energi biogas dengan memanfaatkan kotoran sapi yang diproduksi melalui proses fermentasi anaerobik, sehingga menjadi alternatif solusi kebutuhan energi bagi masyarakat.

Kepala Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Unpar, Jenny Novianti Muliarahayu Soetedjo mengatakan, dalam pembuatannya bekerja sama dengan berbagai pihak serta melibatkan mahasiswa.

"Sudah tiga tahun kami memiliki program campus come to community dan kebetulan sekarang fokusnya ke energi dalam pengembangan biodigester. Kebetulan project ini mendapatkan dukungan CSR dari Australian Alumni Grant Scheme melalui alumni-alumni mahasiswanya yang pernah kuliah di sana," terang Jenny saat ditemui di Desa Cibodas, Maribaya Lembang, Sabtu (18/5/2019) sore.

Dipilihnya project biodigester yang menghasilkan biogas dari kotoran sapi, karena berdasarkan pertimbangan bahwa di wilayah Kecamatan Lembang masih ada 180 ton kotoran sapi/hari yang bisa mencemari sungai.

Pihaknya berupaya untuk mengurangi pencemaran kotoran sapi dengan mengolahnya menjadi energi. Sehingga selain menciptakan energi alternatif bagi masyarakat project ini turut membantu program Citarum Harum yang digalakan pemerintah.

"Ketika ini sukses dan manfaatnya dirasakan masyarakat, maka ke depannya kami ingin pasang instalasi biodigester di beberapa titik. Bukan tidak mungkin jika nanti PJU juga bisa menggunakan energi dari biogas ini," ucapnya.

Produsen Biodigester dari CV Primary Indonesia, Dandi Budiman menyebutkan, instalasi reaktor atau bak tampung biodigester yang dibangun memiliki kapasitas 5.000 liter/hari.

Dengan input kohe 100 liter/hari maka bisa menghasilkan output biogas 1.000 liter/hari. Teknologi ini terbukti ramah lingkungan, pasalnya residu dari kotoran ternak bisa diolah kembali menjadi pupuk atau makanan ikan.

"Instalasi biodigester ini berbahan dasar fiber bukan tembok cor dari semen, sehingga lebih fleksibel. Pernah teruji coba saat gempa di Lombok dan biodigester dari fiber ini tahan guncangan tidak mengalami retak/belah," terangnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.0520 seconds (0.1#10.140)