Biodigester Ubah Kotoran Hewan Jadi Energi Alternatif

Minggu, 19 Mei 2019 - 07:00 WIB
Biodigester Ubah Kotoran Hewan Jadi Energi Alternatif
Founder The Lodge Foundation Heni Smith memberikan pengarahan kepada masyarakat terkait manfaat kotoran sapi menjadi biogas, Sabtu (18/5/2019). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Founder The Lodge Foundation Heni Smith mengatakan, teknologi biodigester bisa menghasilkan energi biogas dari kotoran hewan (kohe) sapi, sangat membantu masyarakat.

Pasalnya biogas dari kotoran sapi bisajadi alternatif dan solusi kebutuhan energi seperti untuk memasakdanuntuk penerangan yang selama ini selalu bergantung kepada gas elpiji atau listrik.

"Kehadiran teknologi ini manfaatnya sangat besar karena menjadi alternatif solusi kebutuhan energi bagi masyarakat. Hal lainnya adalah mampu mengubah mindset masyarakat soal kotoran sapi yang selama ini belum dimanfaatkan," kata Heni di sela pelatihan pengolahan kotoran sapi menjadi biogas yang dihadiri masyarakat, perwakilan dari Australian Alumni Grant Scheme, Hima dan Prodi Teknik Kimia Unpar di The Lodge Maribaya, Lembang, Sabtu (18/5/2019).

Menurutnya, biodigester ini merupakan win-win solution. Sebab selain mampu mengurangi pencemaran kohe, teknologi ini juga akan memberikan dampak ekonomis yang positif kepada masyarakat. Pihaknya sangat mendukung pilot project biodigester di Kampung Sukamulya, RT 03/02, Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, KBB, yang merupakan warga binaan dari The Lodge Foundation.

Diakuinya selama ini masih ada masyarakat yang membuang kohe ke sungai langsung sehingga membuat sungai tercemar. Tapi dengan program ini dan komitmen pihaknya dalam menjaga kebersihan sungai yang didukung oleh Prodi Teknik Kimia Unpar dan Australian Alumni Grant Scheme, maka upaya mewujudkan Citarum Harum secara bertahap dapat terwujud. Untuk itu penyuluhan, sosialisasi, dan pelatihan dalam pemanfaatan kohe harus terus dilakukan.

"Kalau sungai bersih, masyarakat bisa memanfaatkannya sebagai wahana wisata yang bisa memberi nilai tambah secara ekonomi. Kami tentunya sangat support program ini dan akan terus dikembangkan ke depanya," tuturnya.

Sementara itu Rohaeti (50) mengaku senang di rumahnya dipasang instalasi biodigester bantuan dari pemerintah Australia melalui Australian Alumni Grant Scheme, The Lodge Foundation, Hima dan Prodi Teknik Kimia, Unpar.

Pasalnya peternak yang memiliki 13 sapi ini bisa memanfaatkan kotoran sapi-sapinya menjadi bahan dasar energi biogas. Sehingga mulai saat ini dia sudah tidak lagi menggunakan listrik untuk penerangan ataupun gas elpiji buat memasak.

"Bak tampungnya ada di belakang rumah dekat dengan kandang, jadi saya tidak repot menyalurkan kotoran sapi ke sana (reaktor). Gasnya bisa buat memasak lima jam terus menerus, dan kalau buat lampu bisa dinyalakan dari magrib sampai besok paginya," kata dia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2433 seconds (0.1#10.140)