Gejala Terpapar Virus Monkeypox Mirip Cacar Air

Jum'at, 17 Mei 2019 - 21:15 WIB
Gejala Terpapar Virus Monkeypox Mirip Cacar Air
Tim ahli dan spesialis RSHS siap menangani virus monkeypox atau cacar monyet. Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Belum lama ini, masyarakat dikejutkan dengan temuan kasus virus monkeypox atau cacar monyet di Singapura. Virus mirip cacar air ini, membuat heboh, lantaran permukaan cacar cenderung lebih besar dan menyebabkan kematian.

Namun kita juga harus tahu, seperti apa gejala orang yang terpapar virus yang berasal dari Afrika Barat dan Afrika Tengah itu.

Spesialis Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung Oki Suwarsa mengatakan, gejala terpapar virus monkeypox mirip seperti terkena virus cacar.

“Gejalanya akan diawali panas, demam, nyeri tulang, layaknya akan terkena virus cacar air. Setelah terpapar, pasien akan mengalami masa inkubasi selama dua hingga tiga minggu,” kata Oki di RSHS, Kota Bandung, Jumat (17/5/2019).

Pada masa inkubasi, orang terpapar virus ini akan mulai muncul bintik merah yang terus membesar. Biasanya, bercak merah akan mulai dari daerah wajah, kemudian ke tangan atau kaki, dan organ lainnya.

“Awalnya ada bercak merah kemudian menjadi gelembung cairan. Persis seperti cacar air. Tapi ini lebih berat, dan belum ada obatnya,” kata Oki.

Menurut dia, penanganan terhadap pasien ini akan mendapatkan obat penurun panas dan obat suportif lainnya. Karena, untuk vaksin ini, small pox dulu pernah ada. Namun karena cacar telah dinyatakan punah pada 1990, sehingga sekarang tidak beredar lagi.

Dokter Spesialis Anak Djatnika Setiabudi mengatakan, virus ini lebih rentan terhadap anak dibanding dewasa. Angka kematian mencapai 10%. Namun penanganannya lebih pada obat suportif aja. Karena tidak ada obatnya, vaksinnya.

Menurut dia, pasien dengan kondisi baik akan bertahan dan bisa dirawat di rumah. Namun ancaman kematian juga perlu diwaspadai bila virus tersebut diikuti kompilasi lainnya seperti adanya bakteri di paru-paru. “Kasus meninggal lebih banyak karena komplikasi. Selain karena kekebalan tubuh berkurang,” imbuh dia.

Ketua Komite PPIRS RSHS Ryadi menjelaskan, kendati virus ini menular, tapi kalau penyebaran virus antar manusia agak sedikit. Penyebaran virus lebih banyak dari cairan tubuh yang kena virus. Jadi hindari kontak langsung dari cairan yang kena virus.

“Pencegahannya adalah jaga kebersihan tangan, menggunakan masker, kacamata, sarung tangan, baju untuk yang akan kontak dengan yang dicurigai terkena virus,” imbuh dia.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.8970 seconds (0.1#10.140)