RSHS Siapkan Tim dan Ruang Isolasi untuk Pasien Monkeypox

Jum'at, 17 Mei 2019 - 17:45 WIB
RSHS Siapkan Tim dan Ruang Isolasi untuk Pasien Monkeypox
Tim ahli dan spesialis RSHS menyatakan kesiapannya menangani virus monkeypox. Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung menyatakan kesiapannya mengantisipasi adanya pasien terkena virus monkeypox di wilayah Jawa Barat.

Dirut RSHS Nina Susana Dewi mengaku, RSHS memiliki tim yang solid untuk penyakit infeksi, seperti monkeypox. Khusus untuk antisipasi pasien ini, pihaknya menyiapkan sarana dan prasarana pendukung, seperti delapan ruangan isolasi untuk dewasa dan anak, ahli, dokter, dan tenaga perawat yang telah terlatih.

Tenaga medis di IGD dan poliklinik juga telah dibekali pengetahuan mengantisipasi bila ada pasien yang terindikasi terkena virus dari Afrika Barat dan Tengah itu. "Kami memiliki ahli dan dokter spesialis yang siap dan biasa menangani kasus seperti ini," kata Nina di RSHS, Kota Bandung, Jumat (17/5/2019).

Proses awal penanganan pasien terduga terinfeksi virus yaitu melakukan screening, kemudian mengambil sampel spesimen. Sampel itu kemudian akan dikirim ke Litbangkes di Jakarta untuk diteliti apakah positif terkena monkeypox atau tidak. Sementara, pasien akan menjalani perawatan di RSHS.

Diketahui, virus monkeypox ramai diperbincangkan setelah munculnya kasus di Singapura. Virus mirip cacar ini akan akan menunjukkan gelembung pada kulit, layaknya cacar air. Sayangnya, belum ada obat untuk penyakit ini.

Spesialis penyakit dalam RSHS Emmy Hermiyanti Pranggono mengatakan, masyarakat diminta tidak terlalu panik atas virus tersebut. Karena penyebarannya tidak melalui terpapar dan terhirup, namun lebih dominan kontak langsung dengan pengidap, melalui cairan, terbawa binatang yang dimakan, dan lainnya.

"Kalau untuk binatang, kita bersyukur binatang ini jarang dimakan masyarakat Indonesia. Seperti daging monyet, tikus, jenis mamalia lainnya. Kalaupun kita makan daging sapi (impor) harus dimasak secara matang. Karena virus bisa mati pada suhu tinggi," beber dia.

Spesialis Kulit dan Kelamin RSHS Oki Suwarsa mengatakan, antisipasi penyebaran virus melalui kontak langsung dilakukan bila warga tersebut baru bepergian dari Afrika Barat dan Tengah, atau negara lain yang terkena. Masyarakat jangan langsung memvonis bila ada warga terkena mirip monkeypox. Karena, bisa jadi dia terkena cacar air.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0569 seconds (0.1#10.140)