Terowongan Walini Tembus, Emil Optimistis Kereta Cepat Beroperasi 2021

Selasa, 14 Mei 2019 - 21:22 WIB
Terowongan Walini Tembus, Emil Optimistis Kereta Cepat Beroperasi 2021
Progres pembangunan KC Jakarta-Bandung kini mencapai 17,5 persen seiring telah tembusnya Walini Tunnel, Selasa (14/5/2019). Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG BARAT - Setelah dikerjakan selama 15 bulan, terowongan (tunnel) Walini di kawasan Perkebunan Maswati, Desa Kanagasari, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB) berhasil ditembus.

Keberhasilan tersebut menunjukkan progres pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) signifikan. Terowongan sepanjang 608 meter ini menjadi pertama yang berhasil ditembus dari 13 terowongan KCJB yang akan dibangun.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyaksikan detik-detik penembusan Walini Tunnel ini dalam acara "Walini Tunnel Breakthrough", Selasa (14/5/2019).

Ikut menyaksikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Direktur Jenderal Pengadaaan Tanah Kementerian Agraria dan Tata Ruang Arie Yuriwin, dan jajaran Pemkab Bandung Barat.

Ridwan Kamil menyambut baik progres pembangunan KCJB yang menurutnya luar biasa. Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil berharap, di akhir 2019, konstruksi KCJB bisa mencapai progres yang lebih mendekati target. Sehingga, target kereta cepat beroperasi pada 2021 dapat tercapai.

Dengan kewenangannya sebagai Gubernur, Emil menyatakan, Pemprov Jabar telah menyelesaikan berbagai dinamika yang mengemuka selama proyek berlangsung.

"Terakhir kami bahas yang melewati Purwakarta, melewati tambang- tambang yang juga bagian dari jalur. Kemudian, kami juga sudah putuskan koneksi dari Tegalluar ke Kota Bandung dengan LRT adalah dua kilometer. Dari situ nyambung ke eksisting jalur kereta ke Kebonkawung, pusat Kota Bandung," kata Emil.

Selain itu, ke depan, akan dibangun stasiun transit yang berlokasi di kawasan sekitar Masjid Raya Al-Jabbar, tepatnya di Gedebage, Kota Bandung. Rencananya, Emil sendiri yang akan mendesain bangunan stasiun tersebut.

Menurut Emil, proyek kereta api cepat ini akan menjadi kebanggaan nasional. Selain mendukung pergerakan ekonomi, kehadiran kereta cepat juga diyakini melahirkan kota-kota baru.

"Penduduk Jawa Barat ini hampir 50 juta. Dengan lahirnya kota-kota baru akan menjadi titik pemerataan pertumbuhan. Hingga suatu saat bukan tidak mungkin ada warga Walini kerjanya di Jakarta," ujar dia.

Emil berharap, model percepatan transportasi ini bisa menjadi penghubung di daerah strategis lain dengan pertumbuhan industrinya yang cepat.

Menteri BUMN Rini Soemarno menargetkan progres pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung mencapai 59 persen pada akhir 2019 ini.
"Alhamdulillah sebelum akhir 2019, pembangunan sudah bisa mencapai 59 persen. Makanya kalau sekarang 17,5 persen, tujuh bulan lagi kami bisa targetkan sampai 59 persen karena kami harapkan sudah tidak ada kendala signifikan," kata Rini.

Rini juga memastikan, pembebasan lahan sudah hampir 100 persen. Saat ini, kata Rini, terdapat sekitar empat persen pembebasan lahan yang sedang dirampungkan dan diharapkan tak mendapati masalah berarti. "Terkait izin-izin, Gubernur Jawa Barat dan Bupati Bandung Barat semuanya sangat mendukung," tutur Rini.

Sementara itu, Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Chandra Dwiputra menyampaikan apresiasi kepada para kontraktor atas keberhasilan menembus Walini Tunnel.

Menurut Chandra, pengerjaan terowongan menjadi salah satu prioritas dalam proyek KCJB dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan dan durasi kerja yang lama.

"Dengan demikian, kami meyakini bahwa titik-titik pembangunan lainnya yang kini sedang dikerjakan akan segera rampung," kata Chandra.

Chandra juga mengapresiasi pemerintah, mulai dari pemerintah pusat hingga daerah yang selama ini terus memberikan dukungan dan berperan aktif dalam menyelesaikan sejumlah hambatan yang dihadapi saat mengerjakan proyek KCJB.

"Milestone ini akan semakin menumbuhkan keyakinan dalam diri masyarakat Indonesia bahwa memiliki kereta cepat di Indonesia bukan lagi menjadi impian yang tidak bisa diwujudkan," ungkap dia.

Sebagai terowongan pertama yang berhasil ditembus, Walini Tunnel memiliki diameter dalam mencapai 12,6 meter dan diameter luar mencapai 14,3 meter.

Chandra menuturkan, tahap persiapan konstruksi Walini Tunnel telah dimulai sejak semester kedua 2017 yang juga mencakup tahap konstruksi guide wall dan pipe roof.

Pada Juli 2018, pengerjaannya berlanjut dengan penggalian pertama pada sisi outlet tunnel dan pekerjaan lain di antaranya supporting, invert, dan secondary lining.

Seiring dengan penggalian pada sisi outlet tunnel, pada 30 Desember 2018, pekerja mulai menggali sisi inlet tunnel. Setelah berhasil ditembus, pengerjaan pada tunnel ini akan terus berlanjut dengan pekerjaan konstruksi lainnya, seperti racking, signaling, dan pemasangan kabel.

Sementara stasiun kereta cepat Walini akan terkoneksi dengan moda transportasi umum lainnnya guna meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat pada kawasan tersebut.

"Dengan lahan seluas 1.278 hektare, Walini merupakan salah satu titik proyek kereta cepat yang diproyeksikan sebagai kawasan TOD (Transit Oriented Development)," kata Chandra.

Adapun sistem integrasi dan pembangunan infrastruktur transportasi umum yang baik pada kawasan tersebut diharapkan mampu meningkatkan produktivitas masyarakat, sehingga dapat menstimulasi daya saing dan penumbuhan ekonomi secara efektif.

Terowongan Walini Tembus, Emil Optimistis Kereta Cepat Beroperasi 2021
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.8911 seconds (0.1#10.140)