Bulog Siapkan OP Bawang Putih, Disperindag KBB Tunggu Respons Pedagang

Senin, 13 Mei 2019 - 18:22 WIB
Bulog Siapkan OP Bawang Putih, Disperindag KBB Tunggu Respons Pedagang
Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) KBB Maman Sulaiman. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Meski pemerintah pusat telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) bawang putih, di pasaran komoditas ini masih sulit ditemukan dan harganya pun tetap tinggi. Berkaca dari hal tersebut, Pemda Kabupaten Bandung Barat (KBB) berencana menggelar operasi pasar (OP) bawang putih ke sejumlah pasar tradisional yang tersebar di beberapa kecamatan.

"Kami siap untuk operasi pasar bawang putih, tapi hingga kini belum ada angka pasti berapa kebutuhan dan kesiapan para pedagangnya," kata Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) KBB Maman Sulaiman saat ditemui di Ngamprah, Senin (13/5/2019).

Pihaknya sudah turun langsung ke lapangan dan menginventarisasi kebutuhan pedagang sejak Jumat (10/5/2019), tapi hingga sekarang belum ada kepastian jawaban dari pedagang. Dari beberapa pedagang yang ditemui, rata-rata mereka hanya sanggup membeli bawang putih impor sekitar 10 kilogram (kg). Padahal, di sisi lain Bulog melalui Disperindag Jawa Barat menawarkan pasar murah bawang putih hingga berton-ton.

"Prinsipnya kami (Disperindag) siap, tapi kan yang membelinya pedagang. Jadi semuanya tergantung pada kesiapan mereka (pedagang) yang akan membeli," ujarnya.

Menurutnya, harga bawang putih impor yang dijual Bulog untuk operasi pasar Rp35.000/kg. Pada saat harganya mencapai Rp100.000/kg, pihaknya sudah langsung menawarkan bawang putih impor kepada pedagang. Tapi ternyata pedagang tidak berani membeli dalam jumlah besar meskipun harganya murah karena ada kekhawatiran tidak laku.

Pedagang berasalan, dengan harga bawang putih yang masih tinggi sangat berpengaruh pada daya beli masyarakat. Bahkan, sejak harganya melambung sudah tidak pernah ada lagi masyarakat yang berbelanja sampai 1 kilogram. Sehingga, itu yang menjadi pertimbangan pedagang tidak berani membeli dalam partai besar, terlebih pemakaian bawang putih tidak terlalu dominan.

Yang juga masih mengganjal adalah soal ongkos angkut pengiriman. Apakah harga jual bawang putih itu sudah termasuk dengan ongkos angkut sampai tempat atau belum. Jika belum, akan memberatkan pedagang karena otomatis harganya jadi lebih mahal. Terkait kondisi saat ini, Maman menyebutkan adanya rencana operasi pasar membuat harga bawang putih turun. "Sempat menyentuh Rp100.000/kg, setelah sepekan puasa harga bawang putih turun drastis menjadi Rp45.000/kg," sebutnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.9027 seconds (0.1#10.140)