Tolak People Power, Mahasiswa Bandung Gelar Petisi Dukung KPU dan Bawaslu

Minggu, 05 Mei 2019 - 19:10 WIB
Tolak People Power, Mahasiswa Bandung Gelar Petisi Dukung KPU dan Bawaslu
Sejumlah mahasiswa menggelar petisi dukung KPU dan Bawaslu di Jalan Dago. Mereka mengajak warga menandatangani petisi tersebut, Minggu (5/5/2019). Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Bandung mengajak warga Bandung untuk menandatangani petisi mendukung Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pasca-Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu.

Diketahui, pasca-Pilpres 2019, muncul berbagai statemen dari elite politik pendukung salah satu pasangan capres-cawapres yang tak percaya terhadap lembaga penyelenggara pesta demokrasi tersebut.

Bahkan, belakangan, mereka meminta KPU menghentikan proses penghitungan suara menyusul tudingan dugaan pelanggaran dan kecurangan di Pilpres 2019.

Koordinator Aliansi Mahasiswa Bandung Feri Johansyah mengatakan, aksi tersebut sebagai sikap mahasiswa dalam menyikapi suasana gaduh pasca-Pilpres 2019. Melalui penandatanganan petisi, Aliansi Mahasiswa Bandung berharap, proses demokrasi di negara ini berjalan damai.

"Ini kesepahaman di masyarakat akan pemilu damai dan menolak gerakan peope power. Kami menolak upaya-upaya deligitimasi KPU dengan dalih KPU curang. Padahal pengumuman resmi saja belum," kata Feri di sela-sela aksi di kawasan Ir H Djuanda (Dago), Kota Bandung, Minggu (5/5/2019).

Dia mengemukakan, Aliansi Mahasiswa Bandung yakin, sebagai penyelenggara pesta demokrasi, KPU dan Bawaslu bekerja secara profesional dan akan terus mengawal jalannya penghitungan suara hingga selesai pada 22 Mei 2019 mendatang.

"Siapapun pemimpinnya, diharapkan dapat membawa Indonesia lebih baik. Oleh karenanya, masyarakat jangan sampai mudah terprovokasi. Kalau ada kecurangan, silakan ajukan gugatan ke MK (Mahkamah Konstitusi) atau DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu), jangan gunakan people power (penggalangan masa)," ujar dia.

Dalam aksi yang digelar untuk pertama kalinya itu, tutur Feri, sedikitnya 200 warga telah memberikan dukungan dengan menandatangani lembar petisi tersebut. Aksi tersebut akan terus digelar hingga KPU menetapkan rekapitulasi suara Pilpres 2019.

Dia juga yakin, banyaknya warga yang menandatangani petisi tersebut menjadi gambaran bahwa masyarakat menginginkan suasana damai pasca-Pilpres 2019. Hal itu pun menandakan bahwa masyarakat menginginkan agar para elite politik di Jakarta menghentikan segala kegaduhan.

Sementara itu, warga Cipadung, Kota Bandung, Lina (27) mengaku, ikut berpartisipasi dalam penandatanganan petisi tersebut. Dia pun berharap, kondusivitas tetap terjaga baik pasca-Pilpres 2019.

"Tentu ingin tetap damai dan aman. Apalagi pemilu sudah selesai. Sekarang tinggal bareng-bareng nunggu hasilnya. Jadi jangan ribut-ribut lagi," kata Lina.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.2884 seconds (0.1#10.140)