Fatayat NU KBB: Jangan Lagi Terkotak-kotak dan Termakan Isu Tidak Jelas

Minggu, 05 Mei 2019 - 07:05 WIB
Fatayat NU KBB: Jangan Lagi Terkotak-kotak dan Termakan Isu Tidak Jelas
Halaqah Kebangsaan dan Peringatan HUT ke-69 Fatayat NU di Pondok Pesantren Sumur Kembang, Desa Citalem, Kecamatan Cipongkor, KBB, Sabtu (4/5/2019). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Suhu politik yang masih tetap tinggi seusai gelaran pemilu menjadi salah satu perhatian para pengurus Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Cabang Kabupaten Bandung Barat (KBB). Dalam kegiatan Halaqah Kebangsaan dan peringatan hari jadinya ke-69, Fatayat NU KBB menyerukan pesan damai kepada seluruh masyarakat Indonesia di mana pun berada.

"Dari Bandung Barat kami ingin menyerukan pesan damai kepada seluruh masyarakat Indonesia. Pemilu sudah usai, jangan lagi terkotak-kotak atau termakan isu-isu tidak jelas yang berpotensi memecah belah bangsa," tutur Ketua Fatayat NU KBB Iis Masruroh saat ditemui di Pondok Pesantren Sumur Kembang, Desa Citalem, Kecamatan Cipongkor, Sabtu (4/5/2019).

Iis menyebutkan, perdamaian, pesatuan, dan kesatuan bangsa harus ditempatkan di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mengokohkan semangat kebangsaan Fatayat NU, terutama setelah Pemilu 2019. Anggota Fatayat NU khususnya di KBB harus waspada dan tidak termakan isu-isu negatif serta informasi hoaks yang akan menyebabkan masyarakat terpecah.

Di hadapan 132 anggota Fatayat NU KBB dan sejumlah tokoh masyarakat serta ulama yang hadir, Iis meminta Fatayat NU harus membentengi diri dari berbagai isu dan informasi yang tidak jelas. "Jangan terpengaruh apalagi sampai ikut menyebarkan berita bohong. Sebaliknya Fatayat NU harus menjadi pendingin dan penetral, sehingga tercipta suasana yang sejuk, aman, dan damai," harapnya.

Mantan Ketua KPU KBB Iing Nurdin yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menilai, panasnya suhu politik seusai pemilu memang sangat terasa. Hal itu terlihat di media sosial. Kedua kubu pendukung khususnya capres masih saling beradu argumentasi. Kondisi itu diperpanas dengan banyak beredar informasi hoaks yang viral sehingga sering dianggap sebagai kebenaran.

"Soal hasil pemilu masyarakat diminta bersabar menunggu hasil resmi dari KPU saja yang akan diumumkan 22 Mei 2019. Terkait banyaknya beredar informasi di media sosial sebaiknya ditelaah dulu kebenarannya jangan asal langsung share, karena siapa tahu itu hoaks," kata Iing.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.0437 seconds (0.1#10.140)