Jelang Ramadhan, Disnakan KBB Pantau Daging di Pasar Tradisional

Minggu, 05 Mei 2019 - 06:31 WIB
Jelang Ramadhan, Disnakan KBB Pantau Daging di Pasar Tradisional
Petugas dari Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Satgas Panganmemantau stok, keamanan, serta kesehatan daging menjelang bulan Ramadhan tahun ini. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Menjelang bulan Ramadhan, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bandung Barat (KBB) meningkatkan pengawasan di pasar tradisional. Hal ini sebagai antisipasi munculnya penjualan daging celeng dan daging ayam berformalin seiring dengan meningkatnya permintaan daging.

"Menjelang dan selama puasa pengawasan daging di pasar tradisional ditambah menjadi tiga kali seminggu dari asalnya seminggu sekali," tutur Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan KBB Unang Husni Tamrin didampingi Kepala Seksi Zoonosis dan Kesejahteraan Hewan Acep Rohimat di sela-sela sidak ke Pasar Tagog Padalarang, Sabtu (4/5/2019).

Berdasarkan temuan di daerah lain, daging celeng dijual dengan cara dicampur daging kambing atau sapi. Secara kasat mata tekstur daging celeng sama persis dengan daging kambing, sehingga sulit untuk membedakannya. Cara paling mudah mengenali adalah dari baunya. Daging celeng mengeluarkan bau amis yang tidak muncul dari daging kambing maupun sapi.

Meskipun hingga kini belum ada temuan daging celeng yang dijual di KBB, pihaknya perlu melakukan antisipasi guna mencegah peredaran daging celeng. Tujuannya agar dapat memberikan rasa tenang dan kekhsyukan umat muslim atau masyarakat dalam menjalankan ibadah puasa. "Kami tidak ingin isu daging celeng mengganggu ibadah masyarakat di Bulan Suci," sambungnya.

Dia mengungkapkan, hasil pantauan harga sejumlah komoditas di Pasar Tagog Padalarang mulai terjadi kenaikan. Misal, daging sapi dari Rp110.00 menjadi Rp115.000/kilogram. Begitu pun dengan harga daging ayam dari Rp32.000 naik jadi Rp34.000-Rp35.000/kilogram. Telur ayam sekarang dijual Rp25.000 dari harga sebelumnya Rp22.000/ kilogram. Kenaikan itu lebih dipicu karena faktor tingginya permintaan dan potensi kenaikan masih bisa terjadi sampai H-1 Ramadhan.

Dia mengatakan, stok sampai Idul Fitri relatif aman. Seperti daging sapi sudah ada stok daging beku sebanyak 150 ton yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah Bandung Raya selama puasa. Kebutuhan daging ayam, sapi dan telur selama Ramadhan tahun ini diperkirakan bakal naik sampai 50%.

"Insya Allah stok aman, kalaupun kurang bisa disuplai dari beberapa daerah seperti telur dari Blitar, sementara daging ayam bisa dipasok dari Ciamis, Tasikmalaya, dan Garut," pungkasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6061 seconds (0.1#10.140)