Kapolres Cimahi Berlari Kawal Buruh ke Perbatasan Bandung

Rabu, 01 Mei 2019 - 21:04 WIB
Kapolres Cimahi Berlari Kawal Buruh ke Perbatasan Bandung
Kapolres Cimahi AKBP Rusdy Pramana Surayanagara berlari, mengawal aksi buruh dari Melong, Kota Cimahi sampai ke perbatasan Kota Bandung. Foto/Istimewa
A A A
CIMAHI - Kapolres Cimahi AKBP Rusdy Pramana Surayanagara berlari di pinggir mobil komando aksi buruh, hingga ke perbatasan Cimahi dan Kota Bandung yang jaraknya sekitar 5 kilometer.

Aksi itu dilakukan untuk mengawal ratusan buruh asal Kota Cimahi yang melaksanakan peringatan hari buruh atau May Day di Kawasan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Rabu (1/5/2019).

"Menjadi kewajiban kami untuk melakukan pengawalan dan pengamanan sesuai perintah pimpinan. Untuk aksi pengamanan May Day tahun ini, kami menerjunkan sebanyak 560 personel," kata Rusdy disela pengamanan, Rabu (1/5/2019).

Rusdy mengatakan, aksi berlarinya itu sebagai bentuk dukungan dari aparat kepolisian bagi para buruh yang akan memperjuangkan nasibnya sekaligus untuk memastikan keadaannya aman dan kondusif.

Puluhan buruh tersebut sebelumnya berunjukrasa di depan pabrik PT Kahatex Melong, kemudian mereka melakukan long march dari lokasi aksi hingga Gedung Sate dengan dikawal ketat anggota Polres Cimahi.

Untuk di Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat (KBB), lanjut dia, ada sekitar 8 titik kumpul para buruh yang diperkirakan dari setiap titiknya berangkat 50 sampai 100 orang.

Sejauh ini berdasarkan pengamatan dan laporan di lapangan, aksi May Day 2019 di wilayah hukumnya berjalan dengan kondusif. "Mereka (buruh) tertib saat menggelar akasi dan saat di jalan mereka lebih humanis dengan menyapa masyarakat," ucapnya.

Ketua Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Kota Cimahi, Siti Eni mengatakan, dalam melakukan aksinya para buruh tetap menuntut pencabutan PP 78 tahun 2015 karena PP tersebut membatasi kesejahteraan buruh.

Total ada 10 tuntutan buruh yang ditujukan ke pemerintah. Seperti hapus sistem kerja kontrak atau outsourcing, tolak upah murah, berlakukan upah layak nasional, tolak PHK, tolak kriminalisasi aktivis buruh, adili dan tangkap pengusaha nakal, laksanakan hak buruh perempuan, dan lindungi hak buruh migran.

"Yang ikut unjuk rasa ke Gedung Sate ada sekitar 700 orang. Kami menuntut pencabutan aturan itu karena sangat tidak berpihak kepada buruh, jauh dari peningkatan upah layak secara nasional," tegasnya.

Sementara itu perayaan May Day di KBB hari ini, buruh di KBB sebagian besar tidak melakukan aksi demo di lapangan. Mereka nanti akan berkumpul seluruhnya dalam sebuah kegiatan yang dipusatkan di kantor Pemda KBB pada Sabtu (4/5/2019) mendatang dengan menggelar May Day Fiesta.

Cara seperti ini dianggap lebih baik ketimbang berorasi atau unjuk rasa. Sebab dalam acara ini nantinya antara komponen pemerintah dengan buruh dapat saling berkomunikasi dan membahas apa saja yang diperlukan demi kemajuan dan kesejahteraan buruh.

"Acaranya digelar Sabtu mulai pukul 13.00 WIB. Jadi, tidak ada demo buruh hari ini di KBB, kami fasilitasi nanti dalam kegiatan May Day Fiesta," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), KBB, Iing Solihin.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2840 seconds (0.1#10.140)