Wartawan Diduga Alami Kekerasan, Kapolrestabes: Kami Siap Proses

Rabu, 01 Mei 2019 - 18:51 WIB
Wartawan Diduga Alami Kekerasan, Kapolrestabes: Kami Siap Proses
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Irman Sugema (tengah) saat memberikan keterangan terkait dua wartawan diduga jadi korban tindak kekerasan aparat. Foto/SINDOnews/Agus Warsudi
A A A
BANDUNG - Dugaan kekerasan terhadap dua wartawan yang dilakukan oleh polisi disebabkan oleh kesalahpahaman. Saat pembubaran paksa dilakukan, situasi sempat tidak terkendali.

Kapolrestabes Bandung Kombes Irman Sugema mengatakan, dugaan ada intimidasi dan penganiyaan terhadap dua wartawan karena yang bersangkutan tidak memakai identitas.

Sebelum peristiwa itu terjadi,, pihak polisi sedang mengamankan kelompok remaja berpakaian hitam, terjadi keributan dan aksi kejar-kejaran.

"Mereka (wartawan) tidak menunjukan identitas kan. Mereka (kelompok remaja berpakaian hitam-hitam) ada juga yang mengambil gambar. Jadi kamu tidak tau mana yang jurnalis, mana bukan," kata Irman.

Irman telah menjenguk fotografer Tempo Prima Mulia dan jurnalis freelance Iqbal Kusumadireza atau Reza yang menjalani visum di RS Santo Boromeus, Jalan Ir H Djuanda (Dago) Bandung.

"Saya sudah menekan rekan kita (wartawan) di Boromeus. Tadi saya sudah komunikasi apa permasalahannya, sakitnya di mana, kaki, dan tadi ada cedera otot. Tapi sudah bisa pulang," ujar Irman.

Terkait dugaan tindakan kekerasan yang diduga dilakukan oleh oknum anggota Polrestabes Bandung, Kapolrestabes siap memproses kasus itu. Dia berharap kerja sama pihak wartawan yang diduga menjadi korban pemukulan dan intimidasi dengan memberikan keterangan terkait yang terjadi di lapangan agar permasalahannya menjadi jelas.

"Jika memang anggota kami, kami akan proses. Mereka (Prima dan Reza) akan lapor. Silakan lapor ke polres supaya jelas dan anggota yang bersalah akan kami akan tindak. Di sini ada propram. Nanti didalami, apakah ini disiplin atau pidana," tutur Kapolrestabes.

Sementara itu, Ketua Tim III Prabu Polrestabes Bandung Ipda Suyanto menegaskan bukan anggotnya yang mengintimidasi dan menganiaya wartawan. Justru, dia yang menolong kamera wartawan tersebut. "Jadi justru saya yang tadi meminta anggota mengembalikan kamera dia (wartawan)," kata Suyanto.

Seperti diberitakan, dugaan aksi kekerasan terhadap wartawan oleh pihak kepolisian mewarnai aksi hari buruh di Kota Bandung. Para aparat hukum ini diduga memukul dan menghapus foto wartawan yang melakukan peliputan.

Peristiwa ini berawal saat fotografer Tempo, Prima Mulia dan jurnalis freelance Iqbal Kusumadireza (Reza) memantau sekaligus meliput aksi buruh di beberapa titik sekitar Gedung Sate.
Saat tiba di Jalan Singaperbangsa, sekitar Dipatiukur, Prima dan Reza melihat ada keributan antara polisi dengan massa yang didominasi berbaju hitam-hitam. Mereka diduga bukan dari kalangan buruh.

Reza dan Prima mengaku melihat massa berbaju hitam tersebut dipukuli oleh polisi. Melihat kejadian tersebut, keduanya langsung membidikan kamera ke arah kejadian tersebut. Setelah pindah lokasi untuk mengabadikan gambar yang lain, Reza tiba-tiba dipiting oleh seorang anggota polisi. Menurut Reza polisi tersebut dari satuan Tim Prabu Polrestabes Bandung.

Pihak kepolisian mengamankan demonstran remaja yang mencoba menyusup aksi buruh di Gedung Sate, Kota Bandung. Mereka pun diketahui melakukan aksi vandalisme terhadap beberapa kendaraan dan fasilitas umum.

Para demonstran yang didominasi anak remaja itu dijaring petugas di beberapa titik sekitar Gedung Sate, Rabu (1/5/2019). Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya keributan dengan warga.

"Kelompok orang berkostum hitam-hitam itu bukan buruh. Identitas hitam-hitam mereka ternyata ada indikasi gesekan dengan buruh. Mereka mencoba menyusup," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Irman Sugema.

Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Rifai menyatakan ada sekitar 150 remaja yang terlibat aksi vandalime dan penganiayaan. Selain itu, pihaknya sedang mendata perusakan yang dilakukan oleh sekelompok remaja tersebut. "Kami sudah amankan (massa berkostum hitam-hitam), sebagian di kantor polisi dan di Monumen (Monumen Perjuangan Rakyat Jabar)," kata Rivai.

Polisi tengah mendalami motif dari aksi yang bertepatan dengan peringatan hari buruh tersebut. Sejauh ini, diketahui mereka bergerak berkelompok dari Cikapayang menuju Gedung Sate menyusup aksi buruh.

"Mereka menyusupi (aksi buruh) melakukan tindakan anarkis. Motif masih kita dalami," kata Rifai.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.6767 seconds (0.1#10.140)