85 Ton Kotoran Sapi Cemari Sungai Citarum Tiap Hari

Selasa, 30 April 2019 - 23:43 WIB
85 Ton Kotoran Sapi Cemari Sungai Citarum Tiap Hari
Kepala DPMD Jabar Dedi Sopandi (kedua dari kiri) saat pencanangan kegiatan BBGRM XVI tingkat Jabar di Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang, KBB, Selasa (30/4/2019). Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Pelaksanaan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) XVI tingkat Jawa Barat difokuskan dalam penanganan pembersihan daerah aliran Sungai (DAS) Citarum.

Pasalnya hingga saat ini kotoran hewan (kohe) yang masuk ke Sungai Citarum masih tinggi, mencapai 85 ton/hari dari ribuan sapi yang berasal dari peternakan di sepanjang DAS Citarum.

"Salah satu prioritas program kerja dalam BBGRM tahun ini adalah bagaimana membersihkan DAS Citarum dari kohe, sebagai bentuk dukungan kepada program Citarum Harum," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jabar Dedi Sopandi saat kegiatan BBGRM tingkat Jabar di Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Selasa (30/4/2019).

Dedi mengemukakan, BBGRM merupakan program implementasi dari peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun 2005, dengan tujuan memupuk jiwa dan semangat bergotong royong di masyarakat.

"Bagaimana budaya leluhur bangsa bisa terus terjaga di tengah derasnya gaya hidup hedonisme dan individualisme masyarakat sekarang ini. Padahal tradisi ini bisa membuat hubungan di masyarakat pada era milenial semakin baik," ujar dia.

Di DAS Citarum, tutur Dedi, terdapat sebanyak 1.271 desa yang terlewati aliran sungai dan anak Sungai Citarum. Masyarakat di desa-desa itu akan dikerahkan dengan memberi fakta di lapangan, sehingga bisa memicu munculnya budaya gotong royong.

Permasalahan sampah dan kohe harus difokuskan melalui pemberdayaan masyarakat dalam waktu singkat. "Pemerintah baru bisa mengelola sampah sebanyak 35% dari total kohe 85 ton/hari yang dibuang ke Citarum. Kami ingin penanganan kohe itu melalui teknologi insinerator, karena masih banyak desa yang masih membuang kotoran sapi ke sungai," tutur Dedi.

Menurut Kepala DPMD Jabar, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil telah memiliki rencana membuat inovasi teknologi kotoran untuk ditempatkan di titik-titik tertentu.

Kemudian setelah diolah kotoran tersebut nantinya dapat memiliki nilai tambah, berkualitas, dan berdaya guna. Tiga manfaat yang bisa dihasilkan dari proses tersebut yakni menjadi kompos, etanol, dan briket, yang bisa kembali dimanfaatkan oleh masyarakat.

"Rencananya kami (povinsi) akan membangun teknologi insinerator tersebut di tanah milik provinsi di daerah Cilember untuk menyaring sampah di DAS Citarum," pungkas Dedi.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2629 seconds (0.1#10.140)