Gandeng ICA, Pemprov Bakal Audit Instalasi Listrik di Rumah Warga

Selasa, 30 April 2019 - 13:57 WIB
Gandeng ICA, Pemprov Bakal Audit Instalasi Listrik di Rumah Warga
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menerima plakat seusai. Pemprov Jabar dan ICA bekerja sama melakukan audit instalasi listrik di Jawa Barat. Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Pemprov Jabar bekerja sama dengan International Copper Association (ICA) Southeast Asia akan mengaudit instalasi listrik ratusan ribu rumah warga, untuk mencegah musibah kebakaran. Program tersebut bakal dilakukan hingga lima tahun depan.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, kebakaran menjadi salah satu bencana yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat. Bahkan, Pemprov Jabar memasukkan bencana kebakaran pada master plane Tangguh Bencana.

“Ternyata 70% kebencanaan kebakaran datang dari alat listrik yang kualitasnya tidak bisa dipertanggungjawabkan. Kerja sama dengan ICA akan berlangsung lima tahun dan Jabar menjadi daerah percontohan,” kata Ridwan Kamil usai menghadiri seminar Krisis Keselamatan Listrik di Aula Timur ITB, Jalan Ganesha, Kota Bandung, Senin (29/4/2019) petang.

Hasil kerja sama itu, nantinya sekitar 200.000 rumah akan diaudit instalasi listriknya. Targetnya, dalam satu tahun ada 40.000 rumah yang diaudit.

Fokus pertama audit instalasi listrik akan dilakukan di kawasan perkotaan padat penduduk. Seperti Bandung, Cirebon, Bekasi, Bogor, Tasikmalaya, dan lainnya.

“Nanti akan ketahuan kategorinya, aman, kurang aman, dan rawan. Yang berpotensi tidak aman akan diedukasi agar mengganti instalasi dengan kualitas kelistrikan yang lebih baik. Supaya tidak terjadi lagi bencana kebakaran,” ujar dia.

Ketika ditanya apakah ada rencana melakukan subsidi instalasi listrik untuk rumah yang masuk kategori tidak aman, Emil mengaku akan membicarakannya lebih lanjut. Namun dalam waktu dua bulan ini, pihaknya akan fokus membuat tim dan teknis pelaksanaan di lapangan.

Country Manager ICA Glenn Jimmny Mandey mengatakan, kerja sama dengan Pemprov Jabar adalah titik awal yang baik untuk keselamatan masyarakat. Harapannya banyak masyarakat yang mendapatkan sertifikasi listrik sesuai standar keselamatan.

“Ini memang tidak mudah, mengubah perilaku masyarakat yang sudah puluhan tahun. Tapi kami optimistis akan direspons baik. Sehingga angka kebencanaan akibat kebakaran bisa mendekati 0%,” tutur Jimmny.

Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Wanhar mengatakan, audit instalasi listrik akan berlaku untuk semua rumah. Termasuk yang telah dinyatakan memiliki Sertifikat Laik Operasi (SLO) bagi pemilik rumah tinggal.

“Kami akan periksa, apakah yang sudah diuji juga memenuhi standar SLO. Ya, harapan yang sudah dapat SLO sama hasilnya setelah di audit,” ungkap Wanhar.

Berdasarkan data Dinas Pemadam Kebakaran di salah satu kota besar di Indonesia, pada 2016 kasus kebakaran sebanyak 1.047.754 di antaranya disebabkan karena listrik. Pada 2017 sebanyak 1.185 kejadian dan 851 kasus disebabkan karena listrik.

Penyebab kebakaran antara lain perawatan tidak sesuai standar, terdapat bagian listrik yang terbuka, isolasi kabel yang buruk, terjadi overload pada sistem instalasi listrik, kerusakan pada sistem instalasi listrik, penggunaan peralatan instalasi listrik yang standar, serta kondisi listrik yang buruk.

“Ini adalah sebuah kenyataan umum tidak hanya di Indonesia tapi di beberapa negara bahwa pengguna atau konsumen tidak peduli dengan kabel listrik di rumahnya. Orang-orang mengira bahwa kabel listrik dirumah mereka sudah aman dan sistem kelistrikannya sudah diatur dan di cek,” tambah Director East & Southeast Asia Mr Collin May.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.4636 seconds (0.1#10.140)