Dua Nenek di KBB Tinggal di Gubuk Reyot Butuh Bantuan Pemerintah

Senin, 29 April 2019 - 22:42 WIB
Dua Nenek di KBB Tinggal di Gubuk Reyot Butuh Bantuan Pemerintah
Nenek Irah (80) dan Rohati (74) dua warga Kampung Cilangari, RT 02/06, Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang dan membutuhkan perhatian pemerintah daerah. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Irah (80) dan Rohati (74), dua nenek yang tinggal di gubuk reyot membutuhkan bantuan dan perhatian dari pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Kondisi kehidupan dua nenek yang tinggal di tengah berkebunan, Kampung Cilangari, RT 02/06, Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, KBB ini, sangat memprihatinkan. Bahkan salah seorang nenek di antaranya sama sekali tidak mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) maupun Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Kedua nenek hidup bertetangga. Irah tinggal di gubuk berdinding bilik bambu yang sudah reyot. Sedangkan Rohati tinggal di gubuk yang bersebelahan dengan kandang kambing.

Irah yang tinggal bersama cucunya yang berkebutuhan khusus menceritakan, dulunya di kawasan permukimannya banyak terdapat rumah. Tapi kini tinggal tersisa empat rumah karena akses jalan yang tertutup oleh perkebunan membuat warga di permukiman tersebut lambat laun pindah.

"Suami saya sudah meninggal enam tahun lalu, kalau buat sehari-hari saya jualan boboko," tuturnya saat ditemui di kediamannya, Senin (29/4/2019).

Dagangannya itu diambil dari orang lain, jika berhasil menjual delapan boboko(tempat nasi), dirinya mendapatkan 1 kilogram beras. Akan tetapi, tidak setiap hari dia bisa menjual boboko, karena tergantung stok barang dari pembuatnya.

Sementara anaknya yang berjualan basreng tidak tentu memberinya uang, karena kadang dapat untung tapi juga tidak. "Di rumah ini tidak ada sambungan listriknya. Saya juga tidak masuk PKH, tapi kalau kartu BPNT ada meski tidak pernah mencairkan karena tak tahu caranya," ujar dia.

Sementara Rohati mengaku tak terdaftar sebagai penerima PKH maupun BPNT. Ketika masih sanggup bekerja mencari nafkah, dia pun berjualan boboko. Tapi kini dia hanya mengandalkan pemberian uang dari anaknya, itupun dengan catatan jika anaknya mempunyai uang.

Disinggung terkait gubuknya yang ada di sebelah kandang kambing, Rohati mengaku tidak terganggu karena itu sudah jadi pilihannya.

"Dari pemerintah enggak ada bantuan. Oleh orang desa, saya malah dianggap warga dari desa lain jadi enggak dibantu buat mengurus bantuan," tutur ibu dari tiga anak ini.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5925 seconds (0.1#10.140)