Ridwan Kamil Dituntut Perhatikan Rekam Jejak Calon Direksi Bank BJB

Minggu, 28 April 2019 - 23:40 WIB
Ridwan Kamil Dituntut Perhatikan Rekam Jejak Calon Direksi Bank BJB
Pakar ekonomi dan perbankan Universitas Pasundan (Unpas) Bandung Acuviarta Kartabi. Foto/SINDO/Dok
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dituntut memperhatikan profesionalitas dan rekam jejak seluruh kandidat direksi Bank Jabar Banten (bank bjb), agar Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemprov Jabar tersebut berkinerja baik.

Permintaan tersebut disampaikan pakar ekonomi dan perbankan dari Universitas Pasundan (Unpas) Bandung Acuviarta Kartabi menyusul akan digelarnya rapat umum pemegang saham (RUPS) bank bjb, 30 April mendatang.

Menurut Acuviarta, selaku pemegang saham pengendali, Gubernur yang akrab disapa Emil itu harus mau belajar dari kasus kredit fiktif yang terjadi di bank bjb Syariah yang merupakan anak perusahaan bank bjb.

"Kita tahu kasus bjb Syariah, mantan politisi yang dipaksakan jadi pimpinan direksi. Sehingga ya (bank bjb Syariah) tidak berjalan optimal," ungkap Acuviarta di Bandung, Minggu (28/4/2019).

Oleh karena itu, Acuviarta berharap, bank bjb diisi jajaran direksi yang memiliki kriteria dan rekam jejak yang baik. Di dalam bisnis perbankan, kata dia, kriteria jajaran direksi salah satunya harus memiliki latar belakang perbankan.

Selain itu, lanjut Acuviarta, perlu pertimbangan terukur dalam menentukan direksi BUMD tersehat di lingkungan Pemprov Jabar ini. Acuviarta menekankan, jajaran direksi bank bjb idealnya diisi kandidat berpengalaman dan pernah menjabat direksi perbankan.

"Misal perlu direksi yang pernah menjabat direksi atau setidaknya setingkat di bawah direksi. Intinya punya jam terbang dan rekam jejak yang paham dengan bisnis perbankan," jelasnya.

Tidak hanya itu, Acuviarta juga menyebut kandidat direksi bank bjb yang baik tidak pernah terjerat persoalan hukum. Hal ini dapat dibuktikan melalui catatan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Pusat Pelaporan dan Transaksi Analisis Keuangan (PPATK), hingga aparat penegak hukum.

"Jangan sampai, pernah ada kejadian, direksi yang diangkat, tapi tak lolos test OJK," ujarnya.

Jajaran direksi bank bjb juga akan lebih baik jika berasal dari internal dan eksternal bank bjb. Menurut dia, direksi yang berasal dari internal akan lebih memahami kondisi manajemen dan kultur di bank bjb.

"Adapun direksi dari luar sangat membantu untuk menciptakan pembaharuan dan inovasi-inovasi yang sebelumnya tak pernah ada di bank bjb," jelasnya.

Untuk direksi dari kalangan eksternal, dia berharap, kandidat direksi yang dipilih nanti berasal dari perbankan yang kelasnya di atas bank bjb. Sehingga, memiliki nilai lebih dibandingkan kandidat dari bank yang levelnya di bawah bank bjb.

"Credit value kalau ada calon eksternal dari bank yang levelnya di atas, itu harus jadi satu pertimbangan yang utama. Di perbankan biasalah saling membajak direksi," imbuhnya.

Lebih lanjut, Acuviarta pun menyoroti komposisi komisaris bank bjb. Sebab, kinerja perbankan sangat berkorelasi dengan kualitas komisaris di belakangnya. Dia menekankan, perombakan direksi bank bjb yang tujuannya untuk meningkatkan kinerja mau tak mau harus diikuti perombakan komisaris.

"Apalagi, komisaris bank bjb saat ini sudah lama menjabat, sehingga berdasarkan aturan harus diganti. Aturan itu kan paling lama 10 tahun," terangnya.

Acuviarta menambahkan, sama halnya dengan jajaran direksi, jabatan komisaris bank bjb juga harus diisi sosok-sosok berpengalaman dan memiliki rekam jejak yang baik. Sehingga, keberadaanya dapat memberikan kontribusi sekaligus memacu kinerja bank bjb.

"Jabatan komisaris jangan sekadar menjadi lahan baru bagi pensiunan atau yang memiliki kedekatan dengan pemilik tanpa didukung aspek profesionalitas. Kalau ingin mendorong kemajuan bank bjb hanya dari sisi direksi, tanpa didukung komisaris profesional dan kompeten, saya kira susah. Itu kan satu paket," pungkasnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5054 seconds (0.1#10.140)