Penjelasan BMKG tentang Cuaca Ekstrem di Bogor

Jum'at, 26 April 2019 - 22:40 WIB
Penjelasan BMKG tentang Cuaca Ekstrem di Bogor
Bendung Katulampa. Foto/Dok SINDOnews
A A A
BOGOR - Dua hari terakhir wilayah Bogor, Jawa Barat, dilanda hujan deras. Bahkan, hujan deras yang turun Kamis malam membuat Bendung Katulampa Siaga 1 sehingga menyebabkan Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane meluap.

"Intensitas curah hujan di seluruh wilayah Bogor ini kemarin cukup tinggi yakni rata-rata 90-100 milimeter. Normalnya itu 0-30 milimeter," ujar Kepala Seksi Pusat Data dan Informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Bogor Hadi Saputra saat dihubungi, Jumat (26/4/2019).

Pihaknya memprediksi cuaca ekstrem masa peralihan musim ini akan terus terjadi hingga sepekan ke depan. Cuaca ekstrem yang mengakibatkan Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane meluap serta longsor di beberapa tempat itu dipengaruhi aktivitas Madden Julian Oscalliation (MJO).

"Cuaca semalam ada juga kontribusinya dari MJO yang sudah masuk ke wilayah Indonesia. Itu akan menambah uap air di awan," jelas Hadi.

MJO merupakan gangguan awan, hujan, angin, dan tekanan udara yang melintasi kawasan tropis dan kembali ke titik awal dalam kurun waktu rata-rata 30 hingga 60 hari. "MJO kerap digambarkan sebagai variabilitas iklim tropis interseasonal (bervariasi setiap minggunya)," kata Hadi.

Menurut Hadi, MJO kali ini pada fase basah yang diprediksi cukup signifikan dalam periode satu pekan ke depan. MJO akan banyak berpengaruh di wilayah Indonesia bagian Barat dan bergeser ke Tengah.

Untuk itu, BMKG mengimbau kepada masyarakat, apabila terlihat awan-awan konvektif yang ditandai petir, sebaiknya waspada. Termasuk saat hujan lebat disertai angin kencang, warga diimbau mencari tempat aman.

"Tadi malam itu karena hujannya agak lama sehingga menyebabkan banjir lintasan di mana-mana. Jadi, sungai besar di Bogor yakni Ciliwung dan Cisadane serta Cikeas, meluap semua itu airnya," ucapnya.

Selain faktor MJO, lanjut dia, meluapnya Sungai Ciliwung dikarenakan landscape di kawasan hulu yang sudah rusak atau beralih fungsi sehingga tak bisa menahan atau meresap air lagi.

"Akibatnya saat hujan turun dengan intensitas tinggi seperti semalam itu juga berkontribusi air langsung masuk ke sungai," pungkasnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6096 seconds (0.1#10.140)