Jadi Destinasi Unggulan, Disparbud Jabar Susun Masterplan Pulau Biawak

Selasa, 23 April 2019 - 22:37 WIB
Jadi Destinasi Unggulan, Disparbud Jabar Susun Masterplan Pulau Biawak
Salah satu sudut keindahan alam Pulau Biawak, Kabupaten Indramayu. Obyek wisata ini bakal menjadi destinasi unggulan Jabar. Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat menyusun rencana besar (masterplan) pengembangan wisata Pulau Biawak di Kabupaten Indramayu sebagai destinasi wisata unggulan Provinsi Jabar.

Kepala Disparbud Jabar Dedi Taufik mengatakan, Pulau Biawak berpotensi menjadi destinasi wisata bertaraf internasional. Namun, untuk mewujudkannya, diperlukan pembenahan, khususnya infrastruktur.

"Pulau Biawak yang luasnya mencapai 150 hektare itu memiliki ekosistem alam yang menunjang untuk menjadi sebuah tempat wisata unggulan," ujar Dedi di Bandung, Selasa (23/4/2019).

Menurut Dedi, Pulau Biawak menjadi habitat dari ratusan biawak di mana kondisi alamnya didominasi hutan mangrove. Pulau Biawak, juga memiliki mercusuar yang dibangun pada 1872 silam.

Bahkan, lanjut Dedi, Pulau Biawak pun dapat menjadi kawasan wisata minat khusus, seperti menyelam (diving) karena kondisi terumbu karangnya yang masih terjaga.

"Pulau ini tidak kalah dengan Pulau Nusa Penida di Bali. Dengan semua potensi itu, sangat bisa kami akselerasi promosinya di tingkat nasional bahkan hingga internasional," katanya.

Lebih jauh Dedi mengatakan, selama ini, wisatawan yang berkunjung ke Pulau Biawak kebanyakan warga Indramayu dan sekitarnya, seperti Cirebon dan Kuningan. Ada juga dari wilayah Jakarta, sebagian dari Jawa Tengah dan turis asing. Diakui Dedi, kunjungan wisatawan ke Pulau Biawak memang belum maksimal.

"Dalam kunjungan saya ke sana (Pulau Biawak), ada beberapa hal yang jadi catatan. Pengunjung itu menyebrang sejauh 40 kilometer. Kalau menggunakan perahu biasa 4 jam, kalau menggunakan speedboat 1,5 jam," ujarnya.

Berdasarkan catatan tersebut, kata Dedi, pranata infrastruktur sarana transportasi harus ditambah lewat kapal berdaya tampung lebih banyak. Lalu, diperlukan perbaikan trestle (tempat berlabuh kapal).

"Sementara di kawasan pulau, kualitas homestay harus ditingkatkan, termasuk sarana penunjang wisatawan, seperti jalan setapak dan papan informasi," sebut Dedi.

Mengacu pada masterplan pengembangan Pulau Biawak yang tengah disusun pihaknya, Dedi menargetkan, pembenahan Pulau Biawak bisa mulai dilakukan 2020 mendatang, baik oleh investor, Pemprov Jabar maupun Pemkab Indramayu.

"Yang jelas, ini kan berhubungan dengan alam. Semua rencana perbaikan fasilitas dan pembenahan sarana di Pulau Biawak akan melibatkan pemerhati lingkungan. Jangan sampai upaya perbaikan justru merusak alam yang di sana," pungkasnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6876 seconds (0.1#10.140)