Pemprov Beri Santunan Rp50 Juta kepada Keluarga Petugas Pemilu yang Gugur

Selasa, 23 April 2019 - 21:29 WIB
Pemprov Beri Santunan Rp50 Juta kepada Keluarga Petugas Pemilu yang Gugur
Gubernur Jabar Ridwan Kamil. Foto/SINDONews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat bakal memberikan santunan sebesar Rp50 juta bagi setiap keluarga petugas pemilihan umum (pemilu) yang meninggal dunia saat Pemilu 2019 berlangsung.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil menerangkan, pemberian santunan tersebut akan dilakukan melalui transfer bank. Oleh karenanya, pendataan petugas pemilu yang meninggal harus dilakukan secepat mungkin.

Menurut Emil, sapaan akrab Gubernur, berdasarkan data sementara yang dikantonginya, sebanyak 49 petugas pemilu meninggal. Mereka berasal dari kalangan sipil maupun petugas keamanan. Penyebabnya, kata Emil, berhubungan dengan kegiatan pemilu serta berbagai jenis penyakit hingga faktor usia.

"Kami akan memberikan penghargaan bagi mereka yang kami sebut pahlawan demokrasi berupa santunan Rp50 juta," ujar Emil di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (23/4/2019).

"Saya minta jangan dilama-lamain. Nanti kami transfer, setelah data nomor rekening masuk dan data (keluarga petugas yang meninggal) terverifikasi," sambung Emil.

Emil pun mengaku telah memberikan instruksi kepada seluruh bupati dan wali kota di Jabar untuk menyiapkan layanan kesehatan bagi petugas pemilu yang masih bekerja. Dia menekankan, tak ingin ada lagi petugas pemilu yang meninggal karena bekerja mengawal hasil pemilu.

"Proses pemilu ini belum selesai, mungkin emosinya belum stabil dan fisiknya melemah. Sampai minggu ketiga Mei kan masih berlangsung, jangan ada lagi berita tambahan yang meninggal dunia," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Emil juga meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu melakukan evaluasi, terutama terkait teknis penyelenggaraan pemilu, agar tak ada lagi nyawa manusia melayang akibat beban kerja yang berat.

"(Peristiwa) ini buah dari keputusan yang tidak dihitung secara maksimal. Evaluasi, apapun pilihannya jangan sampai mengorbankan nyawa. Keputusan ini kan hasil dari keputusan semua (unsur pemerintah)," tandas Emil.

Di tempat yang sama, Ketua KPU Jabar Rifqi Ali Mubarok mengakui, banyaknya petugas pemilu yang meninggal merupakan peristiwa yang luar biasa. Pihaknya berjanji melibatkan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk mengevaluasi pelaksanaan pemilu serentak ini.

Pihaknya pun mengapresiasi perintah Gubernur Jabar kepada bupati dan wali kota di Jabar untuk melibatkan petugas kesehatan, khususnya dalam proses penghitungan suara di tingkat kecamatan. Terlebih, kata Rifqi, pihaknya pun mendapati laporan adanya petugas pemilu yang kondisi kesehatannya mulai terganggu.

"Jangan sampai peristiwa ini terulang saat proses rekap di kecamatan. Apalagi, durasinya (pekerjaannya) panjang. Satu hari memakan waktu 10 jam dan bisa berjalan satu minggu," katanya.

Dalam kesempatan itu, Rifqi juga mengakui, pihaknya memang tidak menyiapkan petugas kesehatan dan malah fokus pada penyiapan petugas keamanan. Dia beralasan, tak pernah memprediksi bakal banyak petugas pemilu yang meninggal dunia.

"Namun, para petugas yang dilibatkan memang sudah melalui tes kesehatan yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat," katanya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 7.5870 seconds (0.1#10.140)