Bupati dan P2TP2A KBB Sesalkan Kasus Bully Siswi Kelas 6 SD

Kamis, 18 April 2019 - 20:30 WIB
Bupati dan P2TP2A KBB Sesalkan Kasus Bully Siswi Kelas 6 SD
Ketua P2TP2A KBB Yuyun Yunengsih. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Kasus bully atau perundungan yang dialami oleh NB (12), siswi kelas 6 SDN di Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB), disesalkan oleh berbagai pihak.

Keprihatinan itu salah satunya disampaikan oleh Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) KBB Yuyun Yunengsih, yang berharap kasus seperti itu tidak terjadi lagi.

"Saya cukup sedih dan prihatin dengan kejadian itu, semoga saja ke depan tidak terjadi lagi," kata Yuyun di Lembang, Kamis (18/4/2019).

Dia mengemukakan, kasus kekerasan pada anak baik fisik maupun psikis di KBB masih ada, meskipun tidak banyak. Sebab yang paling mendominasi dari laporan masuk, masih seputar soal kasus pelecehan seksual.

Kondisi ini, ujar dia, harus menjadi perhatian semua pihak agar kejadian seperti itu tidak menimpa keluarga terdekat. Sebagai antisipasi P2TP2A juga terus memberikan sosialisasi ke masyarakat, untuk mengeliminasi kasus kekerasan pada anak.

"Beberapa waktu lalu juga, kami sudah menangani dan memberi pendampingan kepada korban pelecehan seksual. Termasuk terus menggencarkan sosialisasi ke berbagai kalangan di sekolah dan masyarakat," ujar dia.

Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna menilai pengawasan orang tua di rumah dan guru di sekolah menjadi penting agar kasus bully di sekolah tidak terjadi.

Terkait kasus yang menimpa NB, Umbara menyatakan, pihaknya telah membuka donasi bagi pihak-pihak yang ingin menyumbang. Sejauh ini sudah terkumpul uang Rp13 juta lebih dan kemungkinan masih akan bertambah lagi.

"Kami akan bantu dan cepat tanggap dengan kejadian-kejadian seperti ini. Apalagi kejadian bully diawali dari rusaknya sepatu milik korban. Saya akan tengok dan berikan langsung donasi yang terkumpul kepada keluarganya," tutur Umbara.

Disinggung mengenai lokasi kejadian yang masih di lingkungan sekolah, Aa Umbara menyesalkan itu. Artinya ada pengawasan yang lemah dari pendidik, ketika anak-anak masih di sekolah.

Bupati akan coba mengumpulkan Kepala Disdik, staf, dan para tenaga pengajar untuk mengantisipasi hal tersebut terulang.

"Ke depan Disdik juga jangan hanya fokus kepada pendidikan formal saja, tapi harus menyentuh pendidikan mental dan etika kepada murid," ungkap Bupati.

Diketahui, NB, siswi kelas 6 SD di Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB), menjadi korban bully teman-temannya. Aksi bully terhadap NB itu, sempat direkam temannyadan menjadi viral setelah diunggah ke media sosial.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1565 seconds (0.1#10.140)