Klaim Kemenangan Pilpres Berpotensi Picu Konflik Horizontal

Kamis, 18 April 2019 - 14:42 WIB
Klaim Kemenangan Pilpres Berpotensi Picu Konflik Horizontal
Ketua Umum AMS Noeri Ispandji Firman menilai, klaim kemenangan yang disampaikan pasangan capres-cawapres berpotensi menimbulkan konflik horizontal. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Angkatan Muda Siliwangi (AMS) menilai, pernyataan klaim kemenangan pasangan capres-cawapres di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 berpotensi menimbulkan konflik horizontal.

Kondisi masyarakat yang telah terpolarisasi menjelang Pilpres 2019 ditambah masifnya strategi politik yang dilakukan dua kubu pasangan capres-cawapres, khususnya melalui media sosial (medsos) yang berdampak pada memanasnya tensi politik menjadi alasan utama munculnya potensi konflik horizontal tersebut.

"Potensi konflik ini jadi semakin terbuka setelah ada statement kemenangan," tegas Ketua Umum AMS Noeri Ispandji Firman di Sekretariat AMS, Jalan Braga, Kota Bandung, Kamis (18/4/2019).

Menurut Noeri, klaim kemenangan yang dilakukan pasangan capres-cawapres tidak pantas dilakukan. Sebab, Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai lembaga penyelenggara Pilpres 2019 pun hingga kini masih melakukan penghitungan suara secara manual.

"Yang disampaikan tokoh-tokoh politik di Jakarta semakin menunjukkan kerawanan konflik. Ada yang mengklaim kemenangan, walaupun harusnya menjaga, nunggu (hitung manual) KPU," tegasnya. (Baca Juga: Prabowo Ungkap Exit Poll dan Quick Count BPN
Sebagai salah satu organisasi masyarakat (ormas) terbesar di Jawa Barat, AMS mengimbau seluruh masyarakat, termasuk di dalamnya seluruh anggota AMS menahan diri dan tidak terprovokasi hal apa pun yang berkaitan dengan politik, khususnya Pilpres 2019 hingga KPU menetapkan pasangan capres-cawapres terpilih.

"Siapa pun pemenangnya harus dihargai. Kalau tidak puas, ada jalurnya, proses di KPU. Yang penting tak terprovokasi dengan isu yang simpang siur. Kita tetap kondusif, bangun silaturahmi, tak saling memojokkan. Kita se-bangsa se-Tanah Air," paparnya.

Dalam kesempatan itu, Noeri juga menegaskan, pihaknya tidak akan ragu memberikan sanksi tegas bagi anggota AMS yang terprovokasi hingga ikut-ikutan melakukan pergerakan yang bisa memicu konflik di tengah-tengah masyarakat.

"Kalau ada keluarga besar AMS terprovokasi, kami akan bersikap tegas. Apalagi kalau berbuat konflik, akan kita laporkan ke polisi," tandasnya.

Kader senior AMS yang juga tokoh masyarakat Jabar Tjetje Hidayat Padmadinata optimistis warga Tatar Pasundan ini memiliki karakteristik yang baik, termasuk dalam berpolitik. "Jawa Barat warganya dewasa, nggak pernah ada sejarahnya warga Jabat debat secara terbuka," katanya.

Meski begitu, dia pun berharap tidak ada masyarakat, khususnya di Jabar yang terpancing oleh isu-isu yang bersifat provokasi, terutama isu terkait Pilpres 2019.
"Yang patut kita tonjolkan adalah pemilih Jawa Barat dan tokoh-tokohnya ini baik. Sesuai dengan dengan moto AMS Pakusarakan," katanya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.5519 seconds (0.1#10.140)