Mahfud MD: Tokoh Politik Jangan Provokasi Rakyat

Kamis, 11 April 2019 - 23:25 WIB
Mahfud MD: Tokoh Politik Jangan Provokasi Rakyat
Mahfud MD (tiga dari kiri) dan Alissa Wahid (dua dari kanan) saat hadir sebagai pembicara di Kampus Unpar Bandung. Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Para tokoh politik, pemimpin politik jangan provokasi rakyat. Seperti, kalau kalah akan melawan dengan membawa ke dunia internasional dan gerakan people power.

Pernyataan itu disampaikan Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan Mahfud MD saat berbicara sebagai narsumber diskusi Kebangsaan Milenial dan Partisipasi Politik di Kampus Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung, Jalan Ciumbuleuit, Kota Bandung Kamis (11/4/2019).

"Pokoknya kalau kalah pasti ada kecurangan. Kalau suara kurang dari 25 persen pasti curang. Itu provokasi namanya," kata Mahfud.

Pada 17 April sore, masyarakat akan tahu siapa presiden dan wakil presiden yang terpilih secara riil versi hitung cepat lembaga survei. Setelah itu, masyarakat yang terpecah karena memiliki dukungan berbeda, harus bersatu kembali.

"Katanya kalau kalah akan bawa ke dunia internasional. Saya kasih tahu, tidak ada badan peradilan internasional yang mengurusi pemilihan umum. Yang ada pengadilan sengketa antarnegara dan pengadilan kasus kejahatan kemanusiaan, pelanggaran HAM berat yang ada di Denhaag," ujar mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.

Menurut Mahfud, kalaupun ada kecurangan dalam proses pemilu, ada instrumen dan mekanisme hukum yang mengatur. Misalnya, jika ada kecurangan dalam hasil pemilu, bisa diajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).

"Instrumen hukum dan mekanisme pemilu yang bagus sudah ada. Gugatan bisa diajukan ke Mahkamah Konstitusi. KPU sekarang lembaga independen tidak di bawah presiden, KPU diawasi Bawaslu dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu. Beda dengan zaman dulu, penyelenggara pemilu ada di bawah presiden," tutur Mahfud.

Pada kesempatan diskusi yang dihadiri ratusan mahasiswa Unpar itu, dia tidak mengampanyekan salah satu calon presiden manapun. Mahfud hanya meminta para mahasiswa untuk tidak antipolitik dan mengajak mereka menggunakan hak politiknya dalam Pemilu Serentak 2019 pada Rabu 17 April 2019 mendatang.

"Jangan sampai golput, Pemilu, milih presiden dan anggota dewan perwakilan bukan memilih pemimpin sangat baik, tapi memilih pemimpin, orang baik daripada orang tidak baik. Presiden mana yang kita butuhkan, saudara-saudara pilih sendiri sesuai yang anda butuhkan," ujar dia.

Selain Mahfud, diskusi itu juga dihadiri oleh Alissa Wahid, putri mantan Presiden RI Abdulrahman Wahid. Dalam kesempatan itu, Alissa juga mengajak para mahasiswa menggunakan hak pilih pada Pemilu 2019.

"Pilih pemimpin yang sesuai dengan pemikiran kalian. Cocok enggak niat mereka memimpin dengan konsepsi kalian. Cek rekam jejaknya bagaimana, jangan disertai baper," kata Alissa.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.7564 seconds (0.1#10.140)