Tebar Kedamaian Islam di Indonesia, Ulama Jabar Dikirim ke Eropa

Kamis, 11 April 2019 - 21:24 WIB
Tebar Kedamaian Islam di Indonesia, Ulama Jabar Dikirim ke Eropa
Gubernur Jabar Ridwan Kamil berfoto bersama ulama peserta program EFU di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (11/4/2019). Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan mengirim sejumlah ulama fasih berbahasa Inggris ke Eropa. Mereka mengemban misi menyebarkan informasi tentang kedamaian Islam di Indonesia, khususnya Provinsi Jabar.

Gubernur yang akrab disapa Emil itu menerangkan, para ulama tersebut sebelumnya telah mengikuti pelatihan melalui program English for Ulama (EFU) selama hampir dua pekan.

Sebagian dari total 30 peserta program EFU, lanjut Emil, segera diberangkatkan ke Inggris untuk memulai promosi Islam yang damai di Eropa. Misi tersebut didasari oleh masih adanya kesalahpahaman tentang Islam di mata dunia.

"Dengan hadirnya duta-duta ulama Jabar, diharapkan tidak ada lagi kesalahpahaman dan buruk sangka terhadap Islam," ujar Emil seusai menutup program EFU di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (11/4/2019).

"Tidak ada lagi miskomunikasi dan yang terjadi adalah kesepahaman yang membuat tidak ada lagi buruk sangka, anak cucu kita juga Insya Allah hidup di dunia yang lebih damai tanpa prasangka," sambungnya.

Dalam kesempatan itu, Emil pun berpesan kepada para ulama peserta program EFU untuk menyelenggarakan program pelatihan serupa di daerahnya masing-masing, agar para ulama di Jabar memiliki keterampilan, khususnya terampil berbahasa Inggris.

"Insya Allah (EFU) setahun empat kali, para lulusan saya motivasi untuk menyelengarakan hal yang sama di daerahnya masing-masing, nanti kita dukung, sehingga makin lama menyebar dan menjadi budaya bahwa semua ulama di Jawa Barat punya skill tambahan Bahasa Inggris," jelasnya.

Melalui program EFU ini, para ulama yang telah fasih berbahasa Inggris pun diharapkan mampu membuat konten dakwah dalam format digital yang dapat disebar melalui media sosial, seperti Youtube.

"Setelah ini kita mulai dakwah digital. Jadi, mereka saya minta bikin akun Youtube, tapi (dakwahnya) pake bahasa Inggris, difilmkan dengan cara yang baik, sehingga pesannya sampai ke seluruh dunia, ini investasi," katanya.

Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Moazzam Malik menilai, program EFU sebagai program yang strategis. Pasalnya, dengan masyarakatnya yang plural, Indonesia menjadi contoh bagi dunia terkait penerapan sikap toleransi dan pluralisme yang baik.

"Memang ada berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia, seperti harus bekerja keras menjaga hak-hak minoritas dalam negeri. Tetapi, saya kira, dibandingkan negara lain, Indonesia lebih berhasil menjaga keragaman dan pluralismenya," katanya.

Salah satu peserta program EFU asal Cipulus, Purwakarta, Ihya Ulumudin mengatakan, program EFU merupakan kesempatan yang baik untuk terlibat langsung dalam menyampaikan Islam yang damai, moderat, dan toleran ke seluruh dunia.

"Kami banyak banget dapat ilmu dari sisi pendalaman bahasa Inggris supaya kita jadi lebih confidence lagi, juga dari sisi konten keislaman. Itu sangat bermanfaat banget untuk kami," tutur Ihya.

Program EFU sendiri merupakan bagian dari program English for West Java yang bertujuan untuk meningkatan kapasitas bahasa Inggris para ulama dan guru melalui kombinasi materi belajar dan mengajar digital yang kreatif serta pelatihan tatap muka yang inovatif dan interaktif.

Program ini merupakan bagian dari kampanye nasional English for Indonesia yang diprakarsai oleh British Council dan Kedutaan Besar Inggris.

Peserta EFU tidak hanya perwakilan kabupaten/kota di Jabar, melainkan juga diikuti perwakilan ormas, seperti Nahdhatul Ulama, Muhammadiyah, Syarikat Islam, Mathaul Anwar, Persis, Persatuan Umat Islam, dan beberapa perwakilan ormas Islam lainnya.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.1538 seconds (0.1#10.140)