Ujian Tulis Berbasis Komputer SBMPTN Dibagi 2 Gelombang

Kamis, 11 April 2019 - 07:46 WIB
Ujian Tulis Berbasis Komputer SBMPTN Dibagi 2 Gelombang
Istimewa
A A A
JAKARTA - Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sebagai syarat masuk Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) bakal dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama diikuti 698.505 peserta, gelombang kedua 597.115 orang.

Ketua Lembaga Tes masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Ravik Karsidi mengatakan, jumlah total peserta UTBK untuk gelombang pertama yang tesnya akan berlangsung pada 13 April hingga 4 Mei 2019 sebanyak 698.505 peserta. Dari jumlah peserta UTBK gelombang pertama tersebut, yang mengikuti kelompok ujian saintek sebanyak 374.641 peserta dan kelompok ujian soshum sebanyak 323.864 peserta.

"Yang ikut UTBK gelombang pertama terdiri dari 516.927 peserta reguler dan 181.578 peserta Bidikmisi," kata Ravik kepada KORAN SINDO, kemarin.
Mantan Rektor Universitas Negeri Sebelas Maret Solo ini mengatakan, ada 73 perguruan tinggi negeri yang menyediakan ruang ujian sebanyak 29.297 bagi para peserta.

Sementara untuk total peserta UTBK pada gelombang kedua yang akan digelar pada 11 hingga 26 Mei 2019 sebanyak 597.115 orang. Ravik menjelaskan, dari jumlah peserta UTBK gelombang kedua tersebut, yang mengikuti kelompok ujian saintek sebanyak 304.301 peserta dan kelompok ujian soshum sebanyak 292.814 peserta.

Untuk gelombang kedua ini, terdiri dari 419.049 peserta reguler dan 178.066 peserta Bidikmisi. Jika dibandingkan dengan gelombang pertama, UTBK gelombang kedua memerlukan ruang ujian lebih sedikit yakni 27.031 ruang di 73 PTN Pusat UTBK.

Ravik berharap kepada seluruh peserta untuk dapat memperhatikan jadwal tes dengan benar. Sebab, tes terbagi atas dua sesi yakni sesi pagi dimulai pukul 7.30 dan sesi siang dimulai pukul 12.30 waktu setempat. "Para peserta diharuskan hadir 30 menit sebelumnya dan sudah mengetahui lokasi dan ruang tes sesuai dengan yang tertera di kartu tanda peserta UTBK," paparnya.

Ravik juga berpesan kepada peserta diharuskan mengetahui dan memahami dengan benar tata tertib ujian.
Setiap pelanggaran terhadap tata tertib akan mengakibatkan peserta dibatalkan ujiannya. Kepada semua pihak yang terkait diharapkan berperan aktif didalam menjaga suasana pelaksanaan UTBK agar berlangsung dengan tertib, aman, dan nyaman. Selama berlangsungnya UTBK, pihak luar tidak diperbolehkan memasuki ruang ujian kecuali panitia.

Kepala Humas dan KIP Universitas Indonesia (UI) Rifelly Dewi Astuti mengatakan, dalam mendukung pelaksanaan UTBK SBMPTN 2019, UI turut menyediakan ruang kelas di dalam Kampus UI Depok dan Salemba serta menggandeng 26 SMA/SMK negeri dan swasta di wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Depok sebagai lokasi ujian.

"Total ruangan yang disediakan UI untuk penyelenggaraan UTBK adalah sebanyak 128 ruang ujian dengan total jumlah komputer sebanyak 3.860 unit," ungkapnya.

Menurut dia, pada tahun ini UI menerima mahasiswa baru S1 reguler terbanyak melalui SBMPTN dengan kuota sebesar 40% atau sebanyak 2.207 kursi.

Demi kelancaran pelaksanaan UTBK, Kantor Penerimaan Mahasiswa Baru UI melakukan sejumlah persiapan. Di antaranya, membentuk panitia khusus terkait penyelenggaraan UTBK, menjalin kerja sama dengan sekolah-sekolah mitra, mengadakan pelatihan bertahap real-like situation di laboratorium-laboratorium komputer bagi para petugas yang terlibat seperti admin server, teknisi lokal, dan pengawas. UI juga menyediakan laboratorium khusus bagi siswa berkebutuhan khusus.

Materi ujian pada SBMPTN adalah Tes Potensi Skolastik (TPS) atau tes yang mengukur kemampuan kognitif seperti kemampuan penalaran dan pemahaman umum. Tes kedua adalah Tes Kompetensi Akademik (TKA) yang mengukur pengetahuan dan pemahaman keilmuan yang diajarkan di sekolah. Informasi lengkap dapat diakses melalui http://sbmptn.ltmpt.ac.id/.

SBMPTN 2019 merupakan seleksi penerimaan mahasiswa baru dengan menggunakan hasil UTBK saja atau hasil UTBK dan kriteria lain yang ditetapkan bersama oleh PTN. UTBK 2019 dapat diikuti oleh siswa lulusan tahun 2017, 2018, dan 2019 dari pendidikan menengah (SMA/MA/SMK) dan sederajat, serta lulusan Paket C tahun 2017, 2018, dan 2019.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0459 seconds (0.1#10.140)