Fogging di Purwakarta Terkendala BBM Nonsubsidi
A
A
A
PURWAKARTA - Kegiatan pengasapan (fogging) untuk penanganan demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Purwakarta , Jawa Barat, terkendala bahan bakar minyak (BBM). Bahan bakar untuk mesin fogging tidak bisa menggunakan solar bersubsidi, tapi harus memakai solar Dex dengan harga cukup mahal yakni Rp11.750/liter.
Warga berharap ada kebijakan dari Pertamina yang disampaikan kepada setiap SPBU agar membolehkan menggunakan biosolar untuk kegiatan fogging. Sebab, biaya BBM dari setiap kegiatan fogging yang dilakukan, menjadi tanggungan warga.
"Misalnya dalam kegiatan fogging yang dilakukan dua hari lalu, kami harus menguras uang kas untuk menutupi biaya BBM yang dihimpun secara swadaya. Pada waktu itu kebutuhan bahan bakar sebanyak 50 liter untuk lima wilayah RT (rukun tetangga), dengan harga nonsubsidi. Ketika membeli biosolar, SPBU menolak dan harus menggunakan solar Dex," ungkap Sekretaris RW 13 Kelurahan Ciseureuh Pipin Aripin, Rabu (10/4/2019).
Menurutnya, fogging tersebut merupakan kegiatan nonkomersial. Artinya, kegiatan yang erat kaitannya dengan kepentingan masyarakat. Jadi, seharusnya boleh menggunaan BBM bersubsidi. "Tidak seperti seperti sekarang. Kasus DBD di lingkungan kami cukup banyak. Jangan sampai penanganan DBD terganjal persoalan boleh tidaknya penggunaan BBM subsidi," ujarnya.
Terkait dengan jumlah penderita DBD di lingkungannya, Pipin menyebutkan kasus bertambah. Pada saat pengasapan dua hari lalu jumlahnya 12 orang. Saat ini berdasarkan laporan Ketua RT bertambah dua orang. Pihaknya cukup khawatir dengan penambahan penderita DBD itu.
Warga berharap ada kebijakan dari Pertamina yang disampaikan kepada setiap SPBU agar membolehkan menggunakan biosolar untuk kegiatan fogging. Sebab, biaya BBM dari setiap kegiatan fogging yang dilakukan, menjadi tanggungan warga.
"Misalnya dalam kegiatan fogging yang dilakukan dua hari lalu, kami harus menguras uang kas untuk menutupi biaya BBM yang dihimpun secara swadaya. Pada waktu itu kebutuhan bahan bakar sebanyak 50 liter untuk lima wilayah RT (rukun tetangga), dengan harga nonsubsidi. Ketika membeli biosolar, SPBU menolak dan harus menggunakan solar Dex," ungkap Sekretaris RW 13 Kelurahan Ciseureuh Pipin Aripin, Rabu (10/4/2019).
Menurutnya, fogging tersebut merupakan kegiatan nonkomersial. Artinya, kegiatan yang erat kaitannya dengan kepentingan masyarakat. Jadi, seharusnya boleh menggunaan BBM bersubsidi. "Tidak seperti seperti sekarang. Kasus DBD di lingkungan kami cukup banyak. Jangan sampai penanganan DBD terganjal persoalan boleh tidaknya penggunaan BBM subsidi," ujarnya.
Terkait dengan jumlah penderita DBD di lingkungannya, Pipin menyebutkan kasus bertambah. Pada saat pengasapan dua hari lalu jumlahnya 12 orang. Saat ini berdasarkan laporan Ketua RT bertambah dua orang. Pihaknya cukup khawatir dengan penambahan penderita DBD itu.
(zik)