5.000 Bhabinkamtibmas se-Jabar Siap Kawal Masyarakat ke TPS

Selasa, 09 April 2019 - 16:05 WIB
5.000 Bhabinkamtibmas se-Jabar Siap Kawal Masyarakat ke TPS
Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto dan Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono seusai memberikan arahan kepada Bhabinkamtibmas dan Babinsa wilayah Purwakarta. Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Jelang hari pemungutan suara pada 17 April 2019, persiapan terus dilakukan oleh pihak penyelenggara, KPU, dan Bawaslu, termasuk aparat keamanan. Polda Jawa Barat mengerahkan 5.000 personel Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) untuk mengawal masyarakat ke tempat pemungutan suara (TPS).

Direktur Binmas Polda Jawa Barat Kombes Pol Badya Wijaya mengatakan, pengerahan personel Bhabinkamtibmas Polda Jabar itu untuk mengantisipasi segala bentuk gangguan keamanan saat masyarakat menggunakan hak pilih mereka, termasuk mengantisipasi jika ada kelompok tertentu yang menghalangi masyarakat ke TPS.

"Kami fungsi Binmas dibantu Babinsa (Bintara Pembina Desa) TNI akan mengawal masyarakat saat hari pemungutan suara untuk menciptakan rasa aman dan kondusif," kata Badya, Selasa (9/4/2019).

Badya mengemukakan, personel Bhabinkamtibmas Polda Jabar sudah diberi pembekalan terkait prosedur operasional standar (POS) pengamanan di TPS. "Personel Bhabinkamtibmas di TPS ini bersifat mobile. Sebab, satu anggota Bhabinkamtibmas bertanggung jawab mengawal dua sampai tiga desa atau kelurahan," ujar dia.

Untuk menciptakan suasana kondusif, tutur Badya, jajaran Dirbinmas Polda Jabar melakukan kegiatan dalam bentuk Satgas Nusantara. "Kegiatan preemtif dan preventif agar Jabar kondusif telah dilaksanakan. Kami melaksanakan program Subuh Keliling serentak di seluruh Jabar. Dalam kegiatan ini kami mengajak masyarakat menjaga ketenteraman, keamanan, dan kondusivitas Jabar saat dan sesudah pemilu berlangsung," tutur Badya.

Badya mengungkapkan, imbauan-imbauan kepada masyarakat juga dilakukan oleh jajaran Bhabinkamtibmas. "Kami senantiasa mengajak masyarakat menjaga kondisi aman dan damai saat pemilu. Di seluruh penjuru desa di Jabar, jajaran Bhabinkamtibmas Polri serta Babinsa TNI terus menciptakan suasana aman dan kondusif menjelang, saat, dan sesudah Pemilu 2019," katanya.

Sementara itu, Senin (8/4/2019) Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto dan Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono memberikan arahan kepada Bhabinkamtibmas dan Babinsa wilayah Purwakarta dalam rangka Pengamanan Pemilu 2019 di Gedung Bale Yudistira, Kompleks Pemkab Purwakarta.

Kegiatan ini digelar dengan tujuan silaturahmi dan koordinasi antara anggota Bhabinkamtibmas dan Babinsa, sekaligus membahas situasi kamtibmas menjelang pelaksanaan Pemilu 2019.

Agung mengatakan, Bhabinkamtibmas dan Babinsa harus terus meningkatkan sinergitas dan soliditas melalui kemitraan dan menjalin komunikasi efektif agar sukses dalam melaksanakan tugas pengamanan pemilu.

"Laksanakan sosialisasi secara door to door, hidupkan siskamling dan sambang desa agar masyarakat turut serta menjaga keamanan dan kondusivitas wilayah. Identifikasi dan deteksi dini setiap potensi kerawanan di wilayah masing-masing guna mewujudkan Pemilu 2019 yang aman, damai, dan sejuk," kata Agung.

Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono menyatakan, sangat yakin Kodim 0619/Purwakarta, Polres Purwakarta, Resimen Armed, dan Yonarmed serta instansi-instansi militer di Kabupaten Purwakarta bersinergi luar biasa dan siap mengamankan Pemilu 2019.

"Mengingat kita akan menyelenggarakan dan mengamankan pesta demokrasi, jadi kita harus senang dan bergembira, tidak ada yang sedih. Semua demi kebahagiaan. Namun ada yang perlu kita waspadai," kata Tri.

Tri mengemukakan, hal-hal yang perlu diwaspadai adalah informasi sesat atau berita bohong (hoaks) yang sangat masif di media sosial. Hoaks cukup mengganggu, terutama mengusik kerukunan masyarakat. "Apabila masyarakat terprovokasi (oleh hoaks) sangat berbahaya," ujarnya.

Sebagai aparat keamanan, tutur Tri, TNI yang membantu tugas Polri, harus betul-betul tahu dan waspadai terhadap berbagai potensi ancaman sekecil apapun. "Kita harus melek (buka) mata dan telinga agar pengamanan ini dapat berjalan baik. Harga sebuah pengamanan sangat besar dan mahal. Apabila tidak dilaksanakan sejak awal, misalkan daerah itu terjadi suatu kerusuhan, maka akan menimbulkan kerugian sangat besar, bukan hanya fisik, tetapi juga psikis. Itu mahal," tandas Tri.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.7592 seconds (0.1#10.140)