Densus Geledah Rumah Terduga Teroris di Batujajar dan Padalarang

Jum'at, 05 April 2019 - 22:47 WIB
Densus Geledah Rumah Terduga Teroris di Batujajar dan Padalarang
Tim Densus 88 Antiteror dibantu petugas Polres Cimahi saat menggeledah rumah terduga teroris di Batujajar dan Padalarang, KBB, Jumat (5/4/2019). Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG BARAT - Tim Densus 88 Antiteror dibantu petugas dari Polres Cimahi menggeledah rumah tiga terduga teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jumat (5/4/2019).

Rumah pertama yang digeladah milik W di Gang Hegarwangi, RT 02/17, Desa Galanggang, Kecamatan Batujajar. Kemudian petugas menggeledah rumah terduga teroris AI di Kampung Ranca Blok Carik, RT 03/02, Desa Batujajar Barat, Kecamatan Batujajar; dan DN di Kampung Legok Nangka RT 02/09, Desa Campakamekar, Kecamatan Padalarang.

Dari tiga rumah terduga teroris tersebut,tim Densus 88 Antiteror menemukan buku-buku bertema jihad dan radikalisme, senjata tajam, telepon seluler (ponsel), laptop, dua buah ransel berisi pakaian bekas latihan, tenda, dan beberapa identitas KTP.

Penggeledahan tersebut dilakukan Tim Densus 88 dalam tiga tahap secara maraton sejak pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 17.30 WIB.

"Kaget melihat banyak polisi dari pagi, saya kira ada apa, taunya lagi meriksa sama menggeledah," kata salah seorang warga, Rosita (45) saat ditemui di lokasi, Jumat (5/4/2019).

Penggeledahan tersebut merupakan pengembangan dari telah ditangkapnya terduga teroris SHC (44) di Kampung Cibungur RT 02/11, Desa Batujajar Timur, Kecamatan Batujajar, KBB, pada Kamis (4/4/2019).

Tidak hanya itu pada hari yang sama, Tim Densus 88 juga mengamankan terduga teroris lain, berinisial DN di Kampung Legok Nangka RT 02/09, Desa Campakamekar, Kecamatan Padalarang, KBB.

Sama seperti SHC yang melakukan perlawanan dan sempat melukai empat petugas dengan pisau, DN juga saat akan ditangkap melawan ke petugas.

Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai pengemudi ojeg online itu diringkus sekitar pukul 08.00 WIB sekitar 150 meter dari rumahnya ketika hendak membeli air isi ulang. Dia sempat melakukan perlawanan, sebelum akhirnya diambil tindakan tegas dengan melumpuhkannya.

Heri, salah seorang kerabat dari DN mengatakan, sebelum penangkapan terjadi, dia mendapatkan infromasi ada aparat yang datang ke wilayahnya sekitar dua minggu lalu.

Namun, dia tidak tahu siapa yang sedang dituju atau menjadi target operasi dari Tim Densus 88 Antiteror. Bahkan Heri juga tidak menyangka jika yang menjadi target adalah salah seorang kerabatnya, sebelum akhirnya melihat DN dibawa petugas.

"Densus udah dua minggu ke belakang datang ke sini. Ada DPO (daftar pencarian orang) katanya. Saya gak tau siapa, dan gak curiga apa-apa," kata Heri.

Sementara saksi mata Sandi (35) mengaku, melihat DN menggunakan sepeda motor dari arah rumahnya sambil membawa galon. Sepulangnya dari warung, petugas kemudian menyergap DN di perjalanan.

Sebelum penangkapan, dia melihat beberapa sepeda motor yang diduga disiagakan oleh petugas polisi tak berseragam untuk mengantisipasi pelaku kabur.

"DN sempat melawan saat sejumlah petugas menangkapnya. Saya melihat ada petugas yang lengannya berdarah," ungkap Sandi.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1818 seconds (0.1#10.140)