Kapolda Identifikasi Kerawanan pada Pemilu 2019 di Jabar

Selasa, 02 April 2019 - 23:50 WIB
Kapolda Identifikasi Kerawanan pada Pemilu 2019 di Jabar
Para pimpinan daerah di Jabar saat hadir dalam Rakor FKPD Jabar di Sudirman Grand Ball Room. Foto-foto/Istimewa/Bid Humas Polda Jabar
A A A
BANDUNG - Kerawanan pada masa tenang Pemilu Serentak 2019 adalah rapat atau kampanye gelap, serangan fajar, money politics, ancaman, intimidasi, teror, penganiayaan, penculikan, sabotase, dan provokasi antarpendukung.

Pernyataan itu disampaikan Kapolda Jabar Irjen Pol Agung Budi Maryoto dalam acara Rapat Koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Provinsi Jawa Barat dalam rangka Kesiapan Pemilu 2019 di Sudirman Grand Ball Room, Jalan Sudirman, Kota Bandung, Selasa (2/4/2019).

Kapolda mengatakan, situasi dan kondisi pada tahap pemungutan dan penghitungan suara adalah masyarakat terpolarisasi dan saling curiga. Dalam situasi seperti itu, rawan terjadi pertikaian antarindividu dan kelompok, protes, dan unjuk rasa anarkistis.

Bahkan, jika situasi tak terkendali bisa menyebabkan konflik sosial, konflik inter dan antaragama, serangan teroris, intimidasi, dan sabotase.

"Kondisi bisa semakin parah jika penyelenggara pemilu tidak netral, dan tidak professional, keterlambatan distribusi logistik Pemilu, pemungutan dan perhitungan suara yang memerlukan waktu lama. Jawa Barat dengan jumlah pemilih paling besar, rawan konflik," kata Kapolda.

Agung menuturkan, terdapat 10 indikator dan kriteria kerawanan. Antara lain, kesiapan penyelenggara pemilu, sejarah konflik, potensi konflik pasangan calon, calon independen, karakteristik masyarakat, tingkat kerawanan gangguan kamtibmas, sengketa batas wilayah, calon incumbent atau petahana, partai lokal, dan potensi suku agama ras dan antargolongan (SARA).

Sedangkan ancaman saat masa pemungutan suara yang rawan terjadi, penganiayaan, penculikan, pembunuhan baik terhadap pemilih atau saksi, merusak TPS, surat dan kotak suara, teror, intimidasi, dan menghalangi pemilih ke TPS, bencana alam, petugas tidak memahami tugasnya, kekurangan logistik, serta masyarakat tidak memahami mekanisme pencoblosan.

"Kerawanan pada masa perhitungan suara antaralain manipulasi hasil suara, pencurian kotak suara, sabotase atau teror, gangguan kamtibmas, petugas tidak professional, protes dari saksi, dan waktu yang lama. Selain itu pula harus diantisipasi kerawanan geografis bencana alam," tutur Agung.

Kapolda Jabar mengungkapkan, untuk mengantisipasi dan menanggulangi kerawanan itu adalah melaksanakan dan memperkokoh sinergitas Polri, TNI, KPU, Bawaslu, PPK, Panwascam dan camat.

Petakan kekuatan masing-masing pendukung Paslon sebagai data awal mengantisipasi terjadinya bentrok massa. Berdayakan intelejen, Bhabinkamtibmas, dan Babinsa untuk mendetekasi perkembangan situsasi, pendekatan terhadap tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda, parpol, tim sukses, dan elemen masyarakat lainnya.

Antisipasi sedini mungkin penggiringan pencoblosan dan money politics, lakukan patroli di permukiman, kawal pemilih sampai ke TPS, lakukan patroli siber, penegakkan hukum terhadap tindak pidana pemilu, tindak pidana konvensional.

Agung menegaskan, siapkan Satgas Tindak Brimob dan Dalmas serta Satgas TNI di lokasi strategis dan amankan surat dan kotak suara dengan optimal.

Rencanakan Operasi Mantap Brata Lodaya 2019, pengamanan pungut dan hitung suara. Laksanakan latihan gabungan TNI-Polri dan satuan kewilayahan. Gelar deklarasi Pemilu 2019 Damai dan pergelaran pasukan.

"Pasukan yang dilibatkan dalam pengamanan Pemilu 2019 ini di Jabar adalah sebanyak 24.379 personel. Personel Polri Polda Jabar 22.694 personel, kemudian Satgas perbantuan TNI sebanyak 10.646 personel, dan linmas 242.445 personel," pungkas Kapolda.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Trunoyudo Wisnuandiko mengatakan, kegiatan Rapat Koordinasi FKPD Provinsi Jawa Barat dalam rangka Kesiapan Pemilu 2019 itu digelar bertujuan untuk meningkatkan silaturahmi, sinergitas dan soliditas serta menyamakan Persepsi FKPD Provinsi Jabar guna memastikan Pemilu 2019 berlangsung aman, lancar, dan damai di Provinsi Jawa Barat.

"Peserta rapat koordinasi dalam rangka kesiapan Pemilu 2019 berjumlah 1.861 orang," kata Truno

Selain Kapolda Jabar, kegiatan ini dihadiri Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono, Ketua DPRD Jabar Ineu Purwadewi Sundari, Ketua KPU Jabar Rifqi Ali Mubarak, Ketua Bawaslu Jabar Abdullah, Wakapolda Jabar Brigjen Pol Akhmad Wiyagus, dan Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Irman Sugema.

Hadir pula para kapolres dan kapolsek di jajaran Polda Jabar, serta para ketua KPU dan Bawaslu se-Jabar.

Kapolda Identifikasi Kerawanan pada Pemilu 2019 di Jabar
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.9945 seconds (0.1#10.140)