Data BPS, Tingkat Keterisian Hotel di Jabar Terus Menurun

Senin, 01 April 2019 - 16:11 WIB
Data BPS, Tingkat Keterisian Hotel di Jabar Terus Menurun
Kota Bandung, Jawa Barat. Foto/Dok SINDOnews
A A A
BANDUNG - Tingkat keterisian kamar hotel di Jawa Barat sejak awal tahun 2019 terus menurun. Sebelumnya Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) menyebut kenaikan tarif airline menyebabkan penurunan wisatawan domestik dan mancanegara.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Dodi Erlando mengatakan, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel di Jawa Barat pada Februari 2019 mencapai 48,08%. Angka tersebut turun 3,37 poin dibandingkan TPK Januari 2019 yang mencapai 51,45.

Bila dibandingkan akhir tahun lalu, TPK hotel di Jabar terus menurun. Pada Desember 2018, TPK hotel di Jabar sebesar 60,92%. Begitu pula bila dibandingkan periode yang sama (Februari) tahun lalu yang mencapai 53,47%.

"Tingkat penghunian kamar hotel bintang maupun non bintang mengalami penurunan," kata Dodi saat rilis bulanan BPS Jabar di Bandung, Senin (1/4/2019).

Menurut dia, TPK hotel bintang pada Februari 2019 sebesar 51,57 persen. Turun 2,76 poin dibandingkan TPK Januari 2019 yang mencapai 54,33
persen. Sementara TPK tertinggi menurut kelas hotel bintang Februari 2019 tercatat pada hotel bintang 5 sebesar 67,21 persen, sedangkan TPK terendah terjadi pada hotel bintang 1 sebesar 34,97 persen.

Lebih parahnya lagi, kondisi hotel nonbintang di Jabar semakin menurun. Mulai tahun 2019 TPK hotel nonbintang mencakup akomodasi lainnya, tercatat pada Februari 2019 sebesar 32,48 persen, turun 4,24 poin dibandingkan Januari 2019 yang tercatat 36,72 persen.

TPK tertinggi untuk hotel nonbintang terjadi pada hotel dengan kelompok kamar hingga 40 sebesar 38,48 persen. Sedangkan TPK hotel nonbintang yang terendah sebesar 22,39 persen terjadi pada hotel dengan kelompok kamar hingga 10.

Pada kesempatan berbeda, Ketua Asita Jabar Budianto Ardiansyah mengaku, sejak tarif airline naik, tingkat kunjungan wisatawan ke Jabar turun antara 20 hingga 30%. Kondisi itu pun dipastikan ikut berpengaruh terhadap wisatawan yang menginap di hotel.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.1117 seconds (0.1#10.140)