Ditopang Pemilu, Ekonomi Jabar Triwulan III Optimistis Tetap Solid

Jum'at, 29 Maret 2019 - 00:59 WIB
Ditopang Pemilu, Ekonomi Jabar Triwulan III Optimistis Tetap Solid
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Doni P Joewono. Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Kendati dibayangi kondisi ekonomi yang belum terlalu stabil, pertumbuhan ekonomi Jabar pada Januari, Februari, hingga Maret 2019 optimistis tetap solid. Hal itu ditopang konsumsi rumah tangga dan penyelenggaraan Pemilu 2019.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat Doni P Joewono mengatakan, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat triwulan I/2019 diperkirakan masih tetap solid pada kisaran 5,2%-5,6% (yoy). Kuatnya pertumbuhan ekonomi Jawa Barat masih ditopang oleh faktor internal khususnya permintaan domestik.

“Konsumsi rumah tangga (RT) masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Jabar. Didorong oleh meningkatnya upah dan persiapan penyelenggaraan Pemilu 2019,” kata Doni, Kamis (28/3/2019).

Selain itu, kata dia, komponen investasi juga diperkirakan akan meningkat pada triwulan I 2019 yang masih didorong oleh investasi bangunan. Hal itu sejalan dengan terus berlanjutnya proyek infrastruktur pemerintah.

Walaupun, kata dia, ekspor diperkirakan melambat dipengaruhi oleh faktor eksternal terkait dengan pertumbuhan ekonomi dunia. Pengaruh lainnya adalah perdagangan dunia yang melemah serta tren harga komoditas yang cenderung menurun.

Doni memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun ini tidak akan lebih baik dari tahun lalu. Pertumbuhan ekonomi Jabar diperkirakan akan tetap sama seperti tahun lalu.

Kendati demikian, Bank Indonesia telah melakukan langkah konkret untuk menjaga stabilitas ekonomi. Di mana, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Maret 2019 lalu, memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.

Keputusan tersebut konsisten dengan upaya memperkuat stabilitas eksternal perekonomian. Khususnya untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan dalam batas yang aman dan mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik. Sementara kebijakan suku bunga dan nilai tukar tetap difokuskan pada stabilitas eksternal.

Bank Indonesia menempuh kebijakan-kebijakan lain yang lebih akomodatif untuk mendorong permintaan domestik terkait strategi operasi moneter, kebijakan makroprudensial, akselerasi kebijakan pendalaman pasar keuangan dan memperkuat kebijakan sistem pembayaran untuk mendukung kegiatan ekonomi dan keuangan inklusif.

Koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait juga terus dipererat untuk mempertahankan stabilitas ekonomi, khususnya dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan.

Di sisi lain, pihak nya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ke depan, khususnya dalam mendorong permintaan domestik dan menjaga stabilitas eksternal dengan mendorong ekspor, pariwisata dan aliran modal asing.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.0936 seconds (0.1#10.140)