Potret Buram Kemiskinan KBB, Satu Keluarga Tinggal di Kandang Kambing

Kamis, 28 Maret 2019 - 23:55 WIB
Potret Buram Kemiskinan KBB, Satu Keluarga Tinggal di Kandang Kambing
Ilah tinggal gubuk reyot bekas kandang kambing bersama suami dan lima anaknya di Kampung Cidadap, RT 03/13, Desa/Kecamatan Padalarang, KBB. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Angka kemiskinan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) masih tinggi mencapai 11,15%. Fakta itu terbukti lewat potret buram warga miskin di Kecamatan Padalarang.

Sebuah gubuk reyot bekas kandang kambing dihuni oleh sepasang suami istri beserta lima anaknya. Keluarga itu adalah pasangan Jahidin (40) dan Ilah (36), warga Kampung Cidadap, RT 03/13, Desa/Kecamatan Padalarang, KBB.

Jahidin, istri, dan lima anaknya terpaksa tinggal di bangunan berukuran 2,5 x 2,5 meter persegi bekas kandang kambing. Sementara dua anaknya yang lain tinggal bersama sang kakek tidak jauh dari gubuk yang mereka tempati.

"Sudah empat tahun kami sekeluarga tinggal di gubuk ini. Dulunya tempat ini adalah kandang kambing," kata Ilah kepada wartawan, Kamis (28/3/2019).

Kondisi gubuk yang ditempati keluarga tersebut sangatlah jauh dari layak. Selain sempit di tempat itu juga minim pencahayaan dan tidak sehat karena dinding-dindingnya terbuat dari bilik serta di bagian atapnya memakai terpal plastik. Di samping tempat tinggal ada sebuah rak untuk menyimpan perabot rumah tangga, seperti gelas, piring, dan mangkuk.

Menurut Ilah, dia bukan tidak ingin hidup sehat dan layak. Namun kondisi ekonomi keluarga yang serba sulit, membuat Ilah dan keluarga terpaksa tinggal di gubuk itu.

Jahidin, suami Ilah hanya bekerja serabutan dengan membuat ulekan (coet). Pendapatan Jahidin tak menentu, tergantung ada tidaknya coet yang bisa dijual.

"Kadang seminggu dapat Rp300.000 kadang juga tidak. Sementara pengeluaran belanja kebutuhan sehari-hari harus selalu ada untuk makan," imbuhnya.

Mertua Ilah, Anda (75) yang ditemui di kediamannya yang tak jauh dari gubuk Ilah mengaku, sering mengajak Ilah dan suaminya serta anak-anaknya tinggal bersamanya.

Dirinya mengaku kasihan karena tinggal di gubuk yang tak layak itu membuat keluarga anaknya merasakan dingin jika kondisi cuaca sedang hujan. Semoga ke depan anak dan cucunya dapat memiliki rumah sendiri yang layak.

"Abah suka kasian, semoga mereka bisa punya rumah yang bener. Meskipun abah ajak cucu abah biar tinggal sama abah tapi mereka gak mau," ujar Ilah.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2841 seconds (0.1#10.140)