Cegah Rabies, Disnakan KBB Siapkan 4.000 Vaksin untuk Hewan Peliharaan

Kamis, 28 Maret 2019 - 17:15 WIB
Cegah Rabies, Disnakan KBB Siapkan 4.000 Vaksin untuk Hewan Peliharaan
Petugas Dinas Perikanan dan Peternakan KBB memberikan vaksin rabies kepada hewan peliharaan warga sebagai upaya meminimalisasi penyebaran penyakit berbahaya dan menular ini. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Dinas Perikanan dan Peternakan (Disnakan) Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyiapkan sebanyak 4.000 vaksin sebagai upaya menekan penyebaran penyakit rabies yang ditularkan dari hewan. Hal ini sebagai upaya mengantisipasi masih adanya hewan liar atau peliharaan khususnya anjing, kucing, atau monyet, yang berpenyakit rabies dan dikhawatirkan menularkan penyakitnya melalui gigitan.

"Tahun ini total kami menyiapkan 4.000 vaksin rabies dan sebagian sudah disalurkan melalui program vaksinasi gratis di sejumlah titik," kata Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan KBB Unang Husni Tamrin didampingi Sekretaris Dinas Rachmat Suryadji di kantornya, Kamis (28/3/2019).

Menurutnya, berdasarkan data yang tercatat di KBB, ada sebanyak 4.700 hewan peliharaan. Hewan itu menjadi sasaran dari program pemberian vaksin rabies mengingat jika tidak dideteksi sejak dini bisa membahayakan lingkungannya. Sejauh ini, ketika ada sosialisasi dan program vaksin rabies gratis, animo dari masyarakat sangat antusias untuk membawa hewan peliharaannya.

Dari penampilan fisik, hewan yang terjangkit penyakit rabies memiliki ciri-ciri yang bisa dikenali. Misal, mulutnya selalu berbuih/lendir dengan lidah yang selalu menjulur, takut air, takut cahaya, mengonsumsi makanan apa saja, dan ekor yang terus ke bawah. Karena itu, masyarakat atau pemilik hewan peliharaan khususnya yang bertaring, harus peka dan bisa mendeteksi sejak awal ciri-ciri tersebut agar tidak menjadi korban.

"Kalau kena gigitan rabies dan sudah menjalar, besar kemungkinan berpotensi meninggal dunia. Oleh karena itu melalui program vaksin rabies yang diintensifkan diharapkan KBB bisa zero rabies pada 2020 mendatang," sebutnya.

Disinggung mengenai kejadian sebanyak 22 warga di Cililin, Sindangkerta, dan Gununghalu yang digigit anjing diduga memiliki penyakit rabies, Unang menyebutkan sudah melakukan uji laboratorium. Dari hasil uji laboratorium tiga otak anjing yang mengigit warga tersebut hasilnya negatif rabies.

Terkait kejadian itu pihaknya telah melakukan sosialisasi termasuk memberdayakan personel koperasi untuk memberikan pemahaman kepada warga.
Sebaiknya mereka memeriksakan secara berkala hewan peliharaannya serta menjaga dengan baik hewan-hewan tersebut. Karena, di wilayah perkampungan masih banyak warga yang memanfaatkan anjing untuk menjaga kandang/ternak hewan, hingga menjaga rumah. Penyisiran dan sterilisasi juga dilakukan, termasuk program eliminasi hewan jika ada permintaan dari warga.

"Jadi, kalau hewan yang sudah divaksin dan bebas rabies ada kartu vaksinnya. Sementara, hewan yang dieliminasi tahun lalu jumlahnya kurang dari sepuluh," kata Sekretaris Disnakan Rachmat Suryadji.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 3.3543 seconds (0.1#10.140)