Ungguli Produk China, Alat Deteksi Gempa Buatan Warga KBB Diminati BNPB

Rabu, 27 Maret 2019 - 17:05 WIB
Ungguli Produk China, Alat Deteksi Gempa Buatan Warga KBB Diminati BNPB
Warga Kampung Hegarmanah RT 02/01, Desa Nyenang, Kecamatan Cipeundeuy, KBB, Agus Ali (44), memperlihatkan produk Lini Bell hasil kreasinya yang telah mencuri perhatian pihak BNPB. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Agus Ali alias Obrex (44) warga Kampung Hegarmanah RT 02/01, Desa Nyenang, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat bangga sekaligus bingung. Ini dikarenakan alat deteksi gempa buatan pria yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang servis audio mobil yang diberi nama 'Lini Bell', mencuri perhatian pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) .

Kebanggaannya muncul karena alatnya ketika diujicobakan bersama alat deteksi gempa buatan China, jauh lebih unggul. Padahal, alat pendeteksi gempa miliknya dibuat secara sederhana dan dilakukan secara manual. Sementara, yang membuatnya bingung adalah pihak BNPB siap memesan 10.000 unit alat buatannya jika harga yang ditawarkan mereka dia terima.

"Bangganya saya karena alat ini saat diuji dengan alat sejenis buatan China ternyata lebih sensitif. Alatnya langsung bunyi pada saat ada getaran 1,7 skala richter, sementara produk China baru mengeluarkan bunyi peringatan saat terjadi getaran dengan kekuatan 4-5 skala richter," jelasnya kepada SINDOnews, Rabu (27/3/2019).

Dia menyebutkan, alatnya itu berbentuk kotak dengan lebar 10 cm dan panjang 15 cm. Spesifikasinya hanya terdiri dari power out suara yang memiliki daya 5 watt serta baterai 9 volt. Cara kerjanya, alat itu tinggal ditempel di dinding lalu ketika gempa mengguncang atau ada getaran maka akan mengeluarkan suara peringatan yang cukup keras. Awalnya dia membuat casing dari kayu, kemudian disempurnakan pada tahun 2012 dengan menggunakan casing plastik.

Menurutnya, pihak BNPB mengajukan penawaran harga per unit alatnya senilai Rp100.000. Tapi dirinya belum mau menerima pengajuan harga itu mengingat untuk satu alat ciptaannya menghabiskan biaya Rp175.000. Selain itu, dengan hanya memiliki empat rekan kerja, dia hanya mampu memproduksi 2 unit/hari/orang. Sehingga, untuk memenuhi permintaan 10.000 unit membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikannya.

Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna melalui Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) KBB, Wandiana mengatakan, Pemkab Bandung Barat sedang membantu pengurusan hak cipta dan hak kekayaan intelektual untuk produk Lini Bell. Ini dilakukan agar teknologi yang dibuat secara sederhana tersebut tidak dijiplak oleh orang lain. Lini Bell ini juga sudah dipesan DPMD dan akan dipasangkan di desa-desa yang berada di jalur Patahan/Sesar Lembang.

"Kami sedang upayakan produk ini memiliki hak cipta untuk melindungi adanya penjiplak oleh pihak-pihak yang mencari keuntungan. Ke depan kami sedang pikirkan bagaimana memenuhi pesanan BNPB jika alat ini benar-benar dipesan mereka nantinya," tuturnya. (Baca Juga: Shake Detector Lini Bell, Alat Deteksi Gempa Hasil Kreativitas Warga KBB(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 4.8854 seconds (0.1#10.140)