Diterpa Isu Tsunami, Kredit Macet Pangandaran Melonjak

Senin, 25 Maret 2019 - 15:54 WIB
Diterpa Isu Tsunami, Kredit Macet Pangandaran Melonjak
Kepala BI Jabar Doni P Joewono. Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Maraknya isu tsunami akibat potensi gempa di beberapa daerah di Indonesia berpengaruh terhadap sektor wisata dan perbankan di Jabar. Bank Indonesia (BI) mencatat, kredit macet atau non performing loan (NPL) di Jabar pada Februari mencapai 2,97%.

Tingginya NPL di Jabar disebabkan batas merah untuk Kabupaten Pangandaran dan Sukabumi. NPL Pangandaran mencapai 11% dan Sukabumi 6,5%. Kondisi tersebut terjadi sejak Januari 2019 hingga saat ini.

"Ini akan menghambat pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. Walaupun dari sisi nilai sangat kecil, tidak sampai 1% dari total penyaluran kredit di Jabar," kata Kepala BI Jabar Doni P Joewono di Kantor BI Bandung, Jalan Braga, Kota Bandung, Senin (25/3/2019).

Soal Pangandaran, menurut dia, tingginya NPL akibat isu tsunami yang menyebabkan rendahnya kunjungan wisatawan. Namun, pihaknya mempertanyakan tingginya NPL di Sukabumi, apakah disebabkan wisata, kondisi perikanan, atau persoalan lainnya.

Namun, pihaknya berharap tingginya NPL di Jabar bisa segera teratasi. Dia meyakini, kondisi tersebut tidak akan berlangsung lama. Pihaknya juga berharap segera ada solusi, dalam hal ini OJK yang memiliki kebijakan terkait kredit macet.

"Solusinya biasanya memberi kompensasi seperti pascabencana di Yogyakarta, atau solusi lainnya. Itu OJK yang punya kewenangan. Tapi, langkah yang bisa kami lakukan adalah mengajak ratusan bankir ke Pangandaran. Agar mereka tahu potensi di sana," beber Doni.

Diketahui, perkembangan intermediasi perbankan pada Februari 2019 tercatat membaik dibandingkan bulan sebelumnya. Hal itu tercermin dari meningkatnya pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang diikuti dengan meningkatnya penyaluran kredit.

Penghimpunan DPK di Jawa Barat pada Februari 2019 tumbuh 43% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan Januari 2019 yang tumbuh 3,3% (yoy). Meningkatnya DPK terutama pada produk deposito dan merupakan perkembangan positif karena mencerminkan peningkatan preferensi masyarakat pada simpanan dengan term yang lebih panjang.

Sementara, kredit yang disalurkan di Jawa Barat pada Februari 2019 tumbuh 11,5%, lebih tinggi dibandingkan Januari 2019 yang tumbuh 11,3%. Peningkatan ini khususnya terjadi pada kredit investasi dan kredit konsumsi.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2637 seconds (0.1#10.140)