Rencana Pencetakan Sawah Baru di KBB Belum Terealisasi

Senin, 25 Maret 2019 - 14:15 WIB
Rencana Pencetakan Sawah Baru di KBB Belum Terealisasi
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan KBB Ida Nurhamida. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Program pencetakan sawah baru yang digagas Kementerian Pertanian (Kementan) di Kabupaten Bandung Barat (KBB), hingga kini belum ada kejelasan. Disinyalir program yang digagas sejak tiga tahun lalu itu terganjal anggaran. Padahal, Pemda KBB sudah menyiapkan lokasi pencetakan sawah baru di dua kecamatan.

"Lokasi pencetakan sawah baru yang direncanakan di KBB ada di Kecamatan Gununghalu dan Cikalongwetan dengan total luas mencapai 500 hektare," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan KBB Ida Nurhamida, Senin (25/3/2019).

Dia menjelaskan, pihak Kementan sudah melaksanakan Survei Investigasi Desain (SID) dan menilai kedua kecamatan yang jadi sasaran pencetakan sawah baru dianggap layak. Salah satu syarat utamanya adalah ketersediaan sumber bahan baku air. Dirinya menduga, tidak jelasnya program pencetakan sawah baru ini kemungkinan besar karena terbentur persoalan anggaran.

Pencetakan sawah baru masuk dalam program rencana strategis (renstra) Kementan. Anggaran besar dibutuhkan untuk merealisasikan program tersebut, mengingat rencana ini tidak hanya di KBB tapi juga di seluruh Indonesia. Tujuan dari pencetakan sawah baru dimaksudkan untuk melestarikan swasembada pangan berkelanjutan dengan meningkatkan produksi pertanian. Bisa melalui cara intensifikasi dan ekstensifikasi.

Ida mengatakan, KBB sejak tahun 2009 mencapai swasembada berkelanjutan. Pada tahun 2009 produksi padi sawah dan ladang mencapai 43.847 ton, 2010 ada 46.915 ton, 2011 sebanyak 38.983 ton, 2012 menghasilkan 39.322 ton, 2013 ada 41.631 ton, dan tahun 2014 menjadi 42.999 ton. Pihaknya terus berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas pangan, khususnya padi melalui anggaran APBD, seperti melalui Brigade Proteksi Tanaman Pangan, memobilisasi Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3), dan mengaktifkan posko P2BN dari tingkat kabupaten, kecamatan, desa, sampai kelompok tani.

Selain peningkatan produksi padi, pihaknya juga terus menggenjot produksi tanaman hortikultura. Ini dikarenakan KBB memiliki potensi yang sangat besar dengan kesuburan lahannya dan banyak yang sudah diekspor.

"Pemerintah daerah senantiasa memprioritaskan berbagai program yang mendukung pengembangan dan peningkatan produktivitas padi. Di antaranya melalui peningkatan produktivitas lahan dengan penggunaan benih unggul, serta budi daya, dan pascapanen yang baik," sebutnya. (Baca juga: Kementan Dorong Generasi Milenial di Industri Pertanian 4.0).
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.2055 seconds (0.1#10.140)