Tekan Epidemi HIV/AIDS, JIP Target Nol Diskriminasi 2030

Minggu, 24 Maret 2019 - 13:39 WIB
Tekan Epidemi HIV/AIDS, JIP Target Nol Diskriminasi 2030
Paralegal Jaringan Indonesia Positif (JIP) Dicky Sulaeman. Foto/SINDOnews/Arif Budianto
A A A
BANDUNG - Jaringan Indonesia Positif (JIP) menargetkan nol diskriminasi pada 2030 untuk menekan korban manusia akibat epidemi Human immunodeficiency virus infection and acquired immune deficiency syndrome (HIV/AIDS).

Paralegal Jaringan Indonesia Positif (JIP) Dicky Sulaeman mengatakan, kendati di tataran internasional telah memiliki komitmen kuat untuk mengakhiri epidemi AIDS, namun di Indonesia, persoalan HIV-AIDS masih dianggap sebagai momok menakutkan di tengah masyarakat.

Padahal, upaya bersama menekan epidemi HIV AIDS sangat dibutuhkan agar tidak ada lagi penularan, kematian, dan stigma negatif terhadap penderita HIV AIDS. Menurut dia, masih adanya diskriminasi justru melemahkan berbagai upaya penanggulangan HIV.

"Contoh kasus terakhir, kita melihat bagaimana lima anak positif HIV AIDS di Samosir yang tidak bisa masuk sekolah negeri. Hal sama juga terjadi di Solo. Ini contoh diskriminasi yang harus dihilangkan,” kata Dicky, Minggu (14/3/2019).

Menurut Dicky, diskriminasi sering terjadi karena informasi yang salah, atau munculnya rasa takut karena ketidaktahuan. Upaya mewujudkan nol diskriminasi masih terhambat oleh berbagai persoalan.

Salah satunya pelakan berbeda terhadap orang dengan HIV-AIDS (ODHA) ketika mengakses pelayanan kesehatan di tengah masyarakat. "Ketika mengakses Antiretroviral (ARV) bagi pasien HIV-AIDS,banyak kejadian perbedaan pelayanan yang diberikan. Apalagi untuk pekerja seks komersial," ujar dia.

Dicky menuturkan, JIP kini tengah berupaya mengadvokasi penderita HIV-AIDS, bukan hanya secara nasional tapi juga ke daerah-daerah. Dengan harapan tidak ada lagi diskriminasi oleh masyarakat.

Diskriminasi, tutur Dicky, akan membuat masyarakat enggan mengakses layanan kesehatan, termasuk metode pencegahan HIV AIDS, belajar status HIV, dan mengakses perawatan dan kesehatan.

JIP juga terus berupaya melakukan edukasi serta kolaborasi dengan pemerintah dan memasukkan program untuk penanggulangan HIV-AIDS, serta menyosialisasikan agar masyarakat lebih paham dan mengerti akan HIV-AIDS.

"Kami terus berkolaborasi dengan pemerintah baik di nasional maupun daerah. Juga masuk ke program masyarakat seperti kader posyandu untuk menyosialisasikan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat akan HIV-AIDS. Tentu butuh dukungan dari semua pihak," tutur Dicky.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 2.0482 seconds (0.1#10.140)