Philip Moris Indonesia Ekspor Perdana 9 Juta Rokok ke Jepang

Kamis, 21 Maret 2019 - 19:41 WIB
Philip Moris Indonesia Ekspor Perdana 9 Juta Rokok ke Jepang
Pengguntingan pita ekspor perdana rokok duty free Jepang oleh Philip Moris Indonesia. Foto/SINDOnews/Nilakusuma
A A A
BANDUNG - PT Philip Morris Indonesia (PMID) melakukan ekspor perdana 9 juta batang rokok premium Marlboro dan L&M ke Jepang.

Pelepasan jutaan batang rokok yang dimuat dalam 40 kontainer yang di produksi Sigaret Putih Mesin (SPM) di Karawang ini dilakukan setelah berhasil merebut pasar ekspor duty free dari PT Philip Morris Serbia. Selain ekspor perdana ke Jepang, Philip Moris juga melakukan ekspor keempat ke Korea Selatan.

Direktur Utama PMID Ahmad Mashuri mengatakan, sebelumnya ekspor rokok duty free Jepang dilakukan oleh PT Philip Morris Serbia. Namun tahun ini, Philip Morris Indonesia yang dipercaya menggantikannya.

"Kepercayaan ini tidak mudah kami dapatkan karena mereka memiliki kualifikasi rokok sangat ketat dan selera berbeda dengan negara Asia lainnya. Namun kami berhasil meyakinkan mereka atas produk rokok kami," kata Ahmad Mashuri seusai pelepasan ekspor perdana rokok di Karawang, Kamis 21/3/2019).

Menurut Ahmad Mashuri, keberhasilan PMID menembus ekspor duty free Jepang merupakan capaian membanggakan. Perlu kerja keras dan proses cukup panjamg hingga PMID mampu menghasilkan produk tembakau yang memuaskan selera perokok dewasa di Jepang.

"Ini (ekspor perdana) juga memacu kami untuk meningkatkan kualitas produk agar sesuai dengan standar global," ujar dia.

Selain duty free ke Jepang, tutur Ahmad Mashuri, PMID juga melepas mengekspor rokok ke Korea Selatan. Ekspor rokok ke Korea Selatan telah mencapai sekitar 60 juta batang. "Untuk Korea ini merupakan ekspor yang keempat kalinya kami lakukan," tutur Ahmad Mashuri.

Direktur Industri Minuman Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian (Menprerin) Abdul Rochim mengatakan sangat mendorong bagi industri rokok untuk melakukan ekspor ke banyak negara.

Abdul mengemukakan, produksi rokok di Indonesia setiap tahun mengalami penurunan. Pada 2017, produksi rokok mencapai 345 miliar batang per tahun.

Sedangkan pada 2018 sebanyak 320 miliar batang. "Memang terjadi penurunan produksi rokok, namun pendapatan kami dari rokok meningkat. Pada 2017 pendapatan dari rokok mencapai 147 triliun dan 2018 mengalami kenaikan menjadi Rp153 triliun," ujar Abdul.
(awd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.6965 seconds (0.1#10.140)