Sebulan Terakhir, Harga Bawang di Pasar Cimindi Naik 50%

Sabtu, 16 Maret 2019 - 23:09 WIB
Sebulan Terakhir, Harga Bawang di Pasar Cimindi Naik 50%
Seorang pedagang di Pasar Tradisional Cimindi, sedang membereskan dagangan bawang merah di lapaknya. Dalam sebulan terakhir harga sejumlah komoditi bawang di pasar ini mengalami kenaikan hingga 50%. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
CIMAHI - Harga komoditas bawang dari tingkat bandar ke pedagang mengalami kenaikan mencapai 50% dalam satu bulan terakhir. Kenaikan ini dikeluhkan oleh sejumlah pedagang pasar tradisional di Kota Cimahi , seperti pedagang di Pasar Cimindi.

Ketua Forum Paguyuban Pedagang Pasar Tradisional Cimindi Asep Rohendi mengatakan, harga bawang merah yang biasanya didapat dari bandar Rp15.000/kg kini menjadi Rp22.000/kg. Begitu juga dengan bawang putih yang biasanya didapat dengan Rp17.000/kg, sekarang jadi Rp25.000/kg.

"Bukan hanya bawang putih dan merah, bawang bombay juga biasanya Rp16.000/kg sekarang Rp23.000/kg. Kalau dirata-ratakan naiknya sekitar 50% dalam sebulan ini," ucapnya saat ditemui di Pasar Tradisional Cimindi, Sabtu (16/3/2019).

Menurutnya, naiknya harga beberapa jenis bawang itu dikarenakan stoknya berkurang. Kemudian bisa juga disebabkan adanya permintaan dari impor dari bandar, atau bisa juga karena ada permainan kartel. Sebab,komoditas bawang putih dan bawang bombay merupakan barang komoditi impor.

Sementara, bawang merah, berkaca dari kejadian sebelumnya, kenaikan harganya terjadi dikarenakan stoknya yang terbatas. Hal itu dikarenakan belum masuk masa panen dan juga faktor cuaca yang saat ini terus-terusan hujan sehingga banyak bawang busuk sebelum dipanen. Naiknya harga bawang dari tingkat bandar ini otomatis berpengaruh terhadap harga di tingkat pengecer karena pedagang terpaksa harus menaikkan harga.

"Sekarang saja, harga rata-rata bawang merah sudah menyentuh angka Rp32.000/kg, sedangkan bawang putih Rp30.000/kg," sebutnya.

Yanti (47), salah seorang pedagang menuturkan, dengan naiknya harga-harga bawang di tingkat bandar membuatnya terpaksa menaikkan harga jual. Kondisi itu tentunya berpengaruh terhadap daya beli konsumen.

"Ke konsumen pasti berpengaruh. Kalau harga turun biasanya cenderung banyak yang beli, kalau naik ya sebaliknya sepi. Tapi kalau saya tidak naikkan harga, ya rugi karena tidak akan balik modal," ujarnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
artikel/ rendering in 1.9742 seconds (0.1#10.140)